2 Juni 2013

KUMPULAN POSTINGAN DARI SAHABAT ILMU JILID - 3

✽ Musnahkan Riba, Suburkan Sedekah ✽

عَنْ مَسْرُوْقٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: اَلرِّبَا ثَلاَثَةُ وَ سَبْعُوْنَ بَابًا أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ

Dari Masruq dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu memiliki TUJUH PULUH TIGA pintu.
Riba yang paling ringan itu, dosanya semisal dosa orang yang menyetubuhi ibu kandungnya sendiri.”
(HR. Hakim, no. 2259, dinyatakan shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim, disetujui oleh adz-Dzahabi, serta dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 5852)

Jika pintu riba yang paling RINGAN dosanya adalah semisal dosa orang yang menyetubuhi ibu kandungnya sendiri, lalu bagaimanakah dengan pintu riba yang LEBIH BESAR lagi..!!
 
عَنْ عَبْدِ الله بْنِ مَسْعُوْدٍ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلرِّبَا وَ إِنْ كَثُرَ فَإِنَّ عَاقِبَتُهُ تَصِيْرُ إِلَى قِلٍّ

Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Uang riba, meski berjumlah banyak, namun kesudahannya pasti akan menjadi sedikit.”
(HR Hakim, no.2262,dinyatakan sanadnya shahih, disetujui oleh adz-Dzahabi, serta dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no.3542)

Kandungan hadits ini selaras dengan firman Allah,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.”
(QS. al-Baqarah: 276)

Saatnya kita mulai menjauhi beragam bentuk Riba. Karena diantara wujud siksa Allah terhadap hambaNya adalah dengan matinya hati; yaitu menganggap dosa tidak lagi sebagai dosa, disebabkan kita telah terbiasa dengannya.

Na'udzubillahi min dzalik..

✓Sahabat Ilmu

✽ Jangan Beri Tempat Bermalam dan Makan Bagi Setan ✽

Setiap kali akan masuk rumah hendaklah mengucapkan,

"Bismillah (Dengan menyebut nama Allah), As-Salaamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh"

Perhatikanlah petunjuk Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berikut,
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، رَضِي اللَّهُ عَنْهُما، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم  يَقُولُ: إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyyallahu 'anhuma, bahwasanya dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu dia berdzikir kepada Allah ketika dia masuk dan ketika dia makan, maka setan berkata (kepada saudara-saudaranya), “Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam untuk kalian”

Apabila dia masuk tanpa berdzikir kepada Allah ketika dia masuk, maka setan berkata, “Kalian akan mendapatkan tempat menginap”. 

Apabila dia tidak berdzikir ketika makan, maka setan berkata, “Kalian akan mendapatkan tempat menginap dan makan malam”

[Shahih, HR Muslim: 2018, Abu Daud: 3765, Ibnu Majah: 3887, Ahmad: 3/383]

Sungguh setan merupakan musuh yang nyata bagi kita, maka bagimana mungkin kita rela menyediakan mereka makan dan tempat bermalam...?

Berdzikir... Perihal ringan namun membawa barakah dan menjaga dari tipu daya setan terkutuk.

✓Sahabat Ilmu

✽Sekali Celupan Di Akhirat akan Menjadikan Lupa Segala Perkara Dunia✽

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻳﺆﺗﻰ ﺑﺄﻧﻌﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﻴﺼﺒﻎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺻﺒﻐﺔ ﺛﻢ ﻳﻘﺎﻝ ﻳﺎ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻫﻞ ﺭﺃﻳﺖ ﺧﻴﺮﺍ ﻗﻂ ﻫﻞ ﻣﺮ ﺑﻚ ﻧﻌﻴﻢ ﻗﻂ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻟﺎ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺭﺏ...
Pada hari kiamat akan didatangkan penghuni neraka yang ketika di dunia adalah orang yang PALING merasakan keSENANGan.

Kemudian dia dicelupkan di dalam NERAKA sekali celupan (siksa), lantas ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kebaikan sebelum ini...?
Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sebelum ini...?

Dia menjawab, ‘Demi Allah, belum pernah wahai Rabbku..!
ﻭﻳﺆﺗﻰ ﺑﺄﺷﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺆﺳﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻴﺼﺒﻎ ﺻﺒﻐﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻴﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻳﺎ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻫﻞ ﺭﺃﻳﺖ ﺑﺆﺳﺎ ﻗﻂ ﻫﻞ ﻣﺮ ﺑﻚ ﺷﺪﺓ ﻗﻂ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻟﺎ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺭﺏ ﻣﺎ ﻣﺮ ﺑﻲ ﺑﺆﺱ ﻗﻂ ﻭﻟﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺷﺪﺓ ﻗﻂ
Dan didatangkan pula seorang penghuni surga yang ketika di dunia merupakan orang yang PALING merasakan keSUSAHan.

Kemudian dia dicelupkan ke dalam SURGA satu kali celupan (nikmat). Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesusahan sebelum ini...?
Apakah engkau pernah merasakan kesusahan sebelum ini...?

Maka dia menjawab, ‘Demi Allah, belum pernah wahai Rabbku, aku belum pernah merasakan kesusahan sedikit pun.
Dan aku juga tidak pernah melihat kesulitan sama sekali..”
(HR. Muslim)

Diantara Faidah Hadits:

☑ Kenikmatan dan kesusahan di dunia tiada apa-apanya dibandingkan dengan keadaan di akhirat kelak.

☑ Kesenangan dunia terkadang memperdayakan seorang hamba hingga menjerumuskan ke jurang neraka.
Sebaliknya kesusahan hidup di dunia -semoga- dapat menjadikan kita semakin kokoh mendekatkan diri kepada Allah.

☑ Akhir kelelahan dan keletihan perjalanan hidup kita hendaknya untuk bekal akhirat.

Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang,"Bilakah seorang hamba dapat merasakan beristirahat dengan nikmat..?
Imam Ahmad menjawab, "tatkala dia pertama kali meletakkan kakinya di surga"

✓Sahabat Ilmu 

✽ Senantiasa Berdzikir ✽

Hendaknya kita senantiasa menggerakkan lidah untuk berdzikir kepada Allah di setiap keadaan.

Firman Allah,
ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﺍﺫﻛﺮﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﺫﻛﺮﺍ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﺳﺒﺤﻮﻩ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼ, ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﻣﻼﺋﻜﺘﻪ
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya” (QS Al-Ahzab: 41)

Hal tersebut dilakukan dengan mengucapkan berbagai jenis dzikir, termasuk diantaranya dzikir mutlak sambil berjalan menuju tempat manapun.

عن أبي إسحاق مولى الحارث، عن النبي صلى الله عليه وسلم  قال:
Dari Abu Ishaq maula (budak yang dibebaskan oleh majikannya)
Al Harits, dari Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

ما من قوم جلسوا مجلساً، فلم يذكروا الله فيه، إلا كان عليهم تِرَةٌ
Tidak ada sekelompok kaum yang duduk di sebuah majlis dan di dalamnya mereka tidak berdzikir kepada Allah, melainkan akan ditimpakan atas mereka penyesalan
وما من رجل مشى طريقاً، فلم يذكر الله عز وجل، إلا كان عليه تِرَةٌ
Tidak ada seseorang yang berlalu di jalan dan dia tidak berdzikir kepada Allah, melainkan akan ditimpakan atasnya penyesalan
وما من رجل أوى إلى فراشه، فلم يذكر الله، إلا كان عليه تِرَةٌ.
Dan tidak ada seseorang yang berbaring di kasurnya dan dia tidak berdzikir kepada Allah, melainkan akan ditimpakan atasnya penyesalan”

[Shahih, HR Ahmad: 2/432, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah Syaikh al-Albani: 79]

Penjelasan Hadits; >> (التِرَة)
dengan mengkasrahkan huruf “ta”, artinya aib atau kekurangan

Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Dzikir bagi hati, bagaikan air bagi ikan. Maka, bagaimana kondisi ikan jika meninggalkan air...?”

Basahi lisan ini 'tuk senantiasa dzikir kepada Allah dengan beragam dzikir yang diketahui...

✓Sahabat Ilmu 

Tatkala Maut Menjemput

Tidakkah kita sadari bahwa semua makhluk akan mengalami kematian.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ 
"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu..." (QS Ali Imran: 185)

Allah Azza wa Jalla mengisahkan tentang gambaran kematian yang sangat dahsyat ini dengan uraian yang menakjubkan dan membuat setiap orang yang beriman merinding dan takut….

Bagaimana tidak..

Itu adalah saat dimana manusia akan meninggalkan dunia yang fana..

Detik-detik perpisahan yang ditakutkan..

Saat keluarnya ruh dari jasad…..
Peristiwa dimana setiap insan berharap untuk tidak mengalaminya disaat ia belum siap untuk menerimanya…

Keadaan yang merubah orang kuat menjadi lemah, sehat menjadi sakit, tenang menjadi guncang,…. 
 
كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ (26) وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (27) وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (28) وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ (29)
 
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas seseorang (telah mendesak) sampai kerongkongan.

Dan dikatakan (kepadanya): Siapakah yang dapat menyembuhkan..?

Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) 
Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)
(QS Al-Qiyamah: 26-29)
 
Apabila ditanyakan:
Siapakah kiranya yang dapat menenangkan seorang hamba yang berada dalam keadaan sekarat menjelang ajal?
Adakah obat yang bisa meringankan penderitaannya?
Adakah sarana duniawi yang bisa menghibur kegalauan hatinya?

Tidak ada yang bisa dilakukan ketika saat itu tiba, kecuali doa dan talqin dengan kalimat tauhid
"لاإله إلا الله" 
yang akan menenangkan penderitaannya.

Syumaith bin 'Ajlan berkata, “Barang siapa yang menjadikan maut (kematian) dihadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan (kesulitan) dunia atau keluasannya (kenikmatannya)”
(Mukhtashar Minhajul Qashidin)

Ust Muhammad Qosim, Lc
(Alumni Univ Islam Madinah)

✓Sahabat Ilmu 

✽ Larangan Membaca Al-Quran Tatkala Ruku’ dan Sujud ✽

Dalilnya adalah hadits berikut:
أََلا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا. فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ، وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ.
Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang untuk membaca Al Quran ketika sedang ruku’ atau sujud.

Adapun pada waktu ruku’, maka agungkanlah Rabb 'Azza wa Jalla.

Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah di dalam berdoa. Karena doa itu lebih berhak untuk dikabulkan bagi kalian”
(HR Muslim: 207, 479, Nasa'i: 1044, 1119, Abu Daud: 876, Ibnu Majah: 3968)

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyyallahu 'anhu berkata:
نهَاني رسول اللّه صلى الله عليه وسلم عَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَأَنَا رَاكِعٌ أَوْ سَاجِد.
"Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam melarangku untuk membaca Al-Quran ketika aku sedang ruku’ atau sujud"
(HR Muslim: 210, 480, Nasa'i: 1118)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,"Sesungguhnya Al Quran adalah perkataan yang paling mulia, dan ia adalah firman Allah.

Posisi ruku’ dan sujud adalah posisi kehinaan dan kerendahan dari seorang hamba. Maka, termasuk adab dengan Firman Allah adalah agar al-Qur'an tidak dibaca di dalam dua posisi ini (ruku' dan sujud).
Posisi berdiri tegap lebih utama untuk membaca Al Quran (Madaarijus Saalikiin: 2/364)

Membaca Al-Quran adalah dzikir yang paling afdhal di dalam shalat, maka posisi berdiri adalah posisi yang paling afdhal di dalam shalat secara mutlak dikarenakan kemuliaan membaca Al Quran di dalamnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
"Posisi berdiri menjadi afdhal karena ada dzikir di dalamnya, yaitu membaca Al Quran. Sedangkan sujud menjadi afdhal karena bentuk posisinya.

Dengan demikian, posisi sujud lebih afdhal dari pada posisi berdiri.

Tetapi dzikir pada posisi berdiri lebih afdhal dari pada dzikir dalam posisi sujud. (Zaadul Ma’aad: 1/230)

*shahih dzikir dan doa shalat: 73-78

✓Sahabat Ilmu