5 Juni 2013

Dari MADINAH hingga ke RADIO RODJA


Sepenggal Catatan Perjalanan Dari Madinah Hingga Ke Radio RodjaKode: BK 378
Harga:
Rp. 30.000
Rp. 25.500 (Diskon)
Penulis: Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja, Lc
Penerbit: Pustaka Cahaya Sunnah
Tebal: 224 hlm
Berat: 0,3 kg
Judul Lengkap:
Buku Sepenggal Catatan Perjalanan Dari Madinah Hingga Ke Radio Rodja, Mendulang Pelajaran Akhlak Dari Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr Hafizhahullah
Resensi:
PROLOG
Semangat beribadah terkadang memudar, semangat menuntut ilmu terkadang menyurut. Padahal, dalil akan keutamaan menuntut ilmu telah banyak dihafalkan. Demikianlah, jiwa terkadang dijangkiti rasa malas dan diserang rasa bosan.
Sungguh, betapa banyak orang yang akhirnya kembali bersemangat, bahkan lebih bersemangat dari sebelumnya dan terdorong untuk mencapai derajat yang tinggi disebabkan sejarah yang dibacanya, dikarenakan cerita yang didengarnya. Terlebih lagi jika itu adalah cerita teladan yang didengarnya. Terlebih lagi jika itu adalah cerita teladan yang didengarnya atau dibacanya dari orang yang hidup di zamannya.
Terkadang, jiwa tatkala diceritakan sejarah para sahabat atau para salafush shalih maka jiwa tersebut akan berbisik seraya mengeluh, “Itukan cerita orang-orang dulu ? Masanya kan berbeda ? Kita sekarang berada di zaman penuh fitnah, zaman dimana kita sangat membutuhkan materi dan tentunya tidak bisa disamakan dengan zaman salafush shalih”.
Demikianlah, jiwa selalu mencari-cari alasanuntuk bisa melegitimasi kekurangan yang ada padanya. Namun, bagaimana jika cerita teladan tersebut tentang seorang yang ada dizamannya … ? Terlebih lagi, orang tersebut ternyata masih hidup dan pernah dia temui … ? Dan ternyata kita menimba ilmu darinya … ? Tentunya hal ini akan lebih membekas dan memberi perubahan positif terhadap jiwa…
PRIBADI YANG ENGGAN DIPUJI
Ternyata keikhlasan memang perkara yang sangat mahal harganya. Lebih berat lagi adalah menjaga keikhlasan setelah memperolehnya…
Syaikh abdurrozaq pernah menjadi moderator saat Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyampaikan nasihat kepada para mahasiswa Universitas Islam Madinah. Syaikh Abdurrozzaq memulai moderasinya dengan kalimat: “Alhamdulillah, pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan mendengarkan muhadharah yang akan disampaikan oleh ‘Al-Allamah’ Muhammad bin Shalih …”
Tiba-tiba, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menimpali dengan suara yang lantang: “Uskut !!!”
Syaikh Abdurrozaq tersentak mendengar kalimat syaikh Muhammad yang memintanya diam. Beberapa saat kemudian barulah beliau sadar bahwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin tidak ridha jika digelari dengan ‘Al-Allamah’, orang yang sangat ‘alim…
Menolak Penulisan Gelar & Menolak Tersohor
……….
Menyembunyikan Tangis Untuk Menjaga Keikhlasan
……….
Uang Ini Bukan Dari Saya, Tapi Dari Orang Lain
……….
PERHATIAN BELIAU TERHADAP AMAL
Bahwasanya ilmu itu hanya memberi 2 pilihan dan tidak ada pilihan ketiga, yaitu Menjadi pembela bagi pemiliknya atau Menyerangnya pada hari kiamat jika tidak diamalkan …
Mengenai Syaikh Abdurrozzaq, sebagaimana pengakuan sebagian teman yang pernah dekat dengan beliau, bahwasanya beliau bukanlah orang yang paling ‘alim di kota Madinah, bahkan bukan pula orang yang paling ‘alim di Universitas Islam Madinah, karena pada kenyataannya masih banyak ulama lain yang lebih unggul dari beliau dari sisi keilmuannya. Akan tetapi yang menjadikan beliau istimewa di hati para mahasiswa adalah perhatian beliau terhadap amal, takwa, dan akhlak…
Syaikh Abdurrozzaq menjelaskan bahwa seseorang yang telah banyak mengumpulkan ilmu lantas tidak diamalkan maka hal ini menunjukan ada niatnya yang tidak beres….
Syaikh berkata, “Aku ingin mengingatkan sebuah perkara yang terkadang kita melalaikannya tatkala kita mempelajari ilmu Aqidah. Ibnu Qoyyim rahimahulloh berkata, “Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatasn dalam keimanan dan keyakinan maka telah termasuki (terkontaminasi) …” Maksud ‘telah termasuki’ yaitu telah termasuki sesuatu, baik riya, tujuan duniawi, atau yang semisalnya, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaaat dan tidak akan diberkahi …
Orang Yang Tidak Shalat Shubuh Berjama’ah Bukanlah Penuntut Ilmu
……….
Ilmu Adalah Pohon Dan Amal Adalah Buahnya
……….
Semangat Beramal Mengalahkan Kelelahan Dan Kelemahan
……….
Manhaj Nabi !!!
……….
DAKWAH TANPA MEMBEDAKAN GOLONGAN
Demikianlah syaikh Abdurrozaq apabila telah melazimi sebuah pengajian maka beliau akan disiplin. Jika beliau telah menetapkan pengajian mulai selepas shalat ashar maka tetap harus jalan, bahkan terkadang ada orang penting yang ingin bertemu dengan beliau, bahkan kerabat beliau, maka beliau tunda pertemuan dengan mereka setelah mengisi pengajian di radio Rodja…
MENGUNDANG SYAIKH KE INDONESIA
“Aku tidak ingin meninggalkan tugas mengajarku,” jawab syaikh, mematahkan Harapan saya. Namun, tiba-tiba syaikh berkata, “Bisa, jika aku mengatur murid-muridku agar jam mengajarku ditunda & dirapel, namun kita hanya bisa bersafar ke Indonesia selama lima hari. Kita berusaha menyenangkan hati para pendengar radio Rodja dengan menziarahi mereka di Indonesia.”…
AKUPUN BERSAFAR BERSAMA BELIAU
“Karena aku ke Indonesia bukan untuk memihak salah satu golongan yang ada. Aku ke Indonesia untuk silaturahmi dan mengunjungi radio Rodja. Apakah engkau suka, “Ya Firanda, ada seorang syaikh yang datang ke saudara-saudaramu yang berselisih denganmu lantas mereka menceritakan keburukan-keburukanmu kepada syaikh tersebut ? Tentunya engkau tidak suka. Demikian juga, sebaliknya engkau tidak perlu menceritakan kondisi saudaramu-saudaramu yang berselisih denganmu. Toh, mereka tidak berselisih denganmu pada permasalahan akidah. Engkau dan mereka saling bersaudara diatas akidah yang satu.” …
“Ya syaikh, sebagian orang ada yang menyatakan bahwa aku adalah pendusta. Apakah aku berhak memebela diri dan menambah tuduhan tersebut ?”. “Wahai firanda, jangan kau bantah dia, bagaimanapun dia adalah saudaramu seakidah”. Jawab beliau. “Bahkan jika ada orang yang bertanya kepadamu tentang dia, maka tunjukan bahwa engkau tidak suka untuk membantahnya dan tidak suka membicarakan tentangnya. Engkau bersabar dan jika engkau bersabar percayalah suatu saat dia akan melunak dan akan menjadi sahabatmu”….
“Syaikh berkata, “Sekali-kali jangan kau bantah dia, selamanya jangan kau bantah dia !! Apakah engkau ingin yang membela dirimu sendiri ? ataukah engkau ingin Alloh yang akan membelamu !!! …
Jika engkau bersabar maka Alloh pasti akan mengutus tentaranya untuk membelamu. Pekaranya terserah engkau, apakah engkau yang akan membela dirimu sendiri –..mahluk yang sangat lemah..- ataukah engkau menyerahkan urusanmu kepada Alloh Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu” …
PESAWAT MENDARAT DI TANAH AIR TERCINTA
Maka beliaupun berkata kepada para hadirin sambil bercanda, “Firanda ini benar dalam menterjemahkan materi kajian, tetapi salah dalam menterjemahkan makanan”. Para hadirin yang ikut makan bersama kamipun tertawa…
TIBA DITEMPAT KELAHIRANKU SURABAYA
“Alhamdulillah yang telah mengumpulkan kita dari tempat yang berbeda-beda diatas keimanan”. Bahkan syaikh sempat mencandai mereka seraya berkata, “Firanda kalau nanti mereka mau mengambil jatah mereka diluar kabarkan ke panitia bahwa mereka bertiga sudah makan siang bersama kita”. Ketiga santri tersebutpun tertawa…
KEMBALI KE JAKARTA
Sebelum mengisi di studio radio Rodja beliau sempat bertemu dengan anak-anak kecil yang sudah berkumpul di halaman studio radio Rodja. Beliau berjabat tangan dengan anak-anak tersebut, serta beliau membagi-bagikan kue-kue dan buah-buahan yang ada di mobil yang disediakan buat beliau. Tidak cukup sampai disitu, kebetulan di dekat studio radio Rodja ada sebuah kios kecil yang menjual roti, maka syaikhpun mengeluarkan uang 100 real dan berkata, “Firanda beli semua roti yang ada di kios tersebut kemudian bagi-bagikan ke anak-anak!”…
Aku jadi ingat pernah suatu saat ada perselisihan yang timbul diantara para dai dari sebuah Negara. Sebagian dai yang berselisih tersebut masih belajar di kota Madinah, merekapun mengunjungi syaikh dan menyampaikan keluhan mereka terhadap sebagian dai-dai senior yang mengeluarkan kebijaksanaan yang kurang bisa diterima. Tatkala itu kebetulan aku sedang di rumah syaikh, jadi ikut mendengarkan keluhan mereka. Beberapa hari kemudian syaikh bertemu dengan dai-dai senior yang dikeluhkan tersebut dan kebetulan aku juga sedang bersama dengan syaikh, maka beliaupun berkata kepada dai-dai senior tersebut, “Si fulan dan fulan –maksud syaikh dai-dai muda yang mengeluhkan dai-dai senior tersebut di Madinah- serta teman-teman mereka di Madinah selalu memuji-muji kalian dan selalu menyebutkan kebaikan-kebaikan kalian”. Demikian kata syaikh kepada dai-dai senior tersebut. Setelah dia-dai senior tersebut pergi syaikh berkata kepadaku, “Ya firanda tidak ada yang lebih baik daripada mendamaikan diantara dua pihak yang bersengketa”. Kemudian membaca firman Alloh Subhanahu wa ta’ala surat AN-Nisaa aya 114 ….
KEMBALI KE KOTA SUCI MADINAH
Batinku berkata, “Ternyata semakin tinggi ilmu seseorang semakin semangat belajar, bahkan di tengah keramaian seperti bandara, beliau tetap belajar memanfaatkan waktu”…
RENUNGAN
Contoh-contoh teladan yang dibawakan syaikh diatas tidak lain adalah sebagai cambuk bagi kita yang masih sangat kurang dan jauh dari akhlak para ulama. Terkadang kita merasa akhlak kita sudah baik karena seringnya kitaberhusnudzon pada jiwa kita yang sangat lemah ini. Namun jika kita membaca perjalananhidup para ulama dan menela’ah akhlak mereka nampaklah bahwasanya kita sungguh jauh dan sangat jauh …
PERINGATAN
Sebagian orang menyangka bahwasanya yang dinamakan dengan ketakwaan adalah hanyalah menjalankan dan menunaikan hak-hak Alloh tanpa memperhatikan hak-hak hambaNya. Mereka menyangka bahwasanya penerapan ajaran agama hanya terbatas pada bagaimana hubungan dengan Alloh tanpa memperhatikan bagaimana berakhlak mulia terhadap hamba-hambaNya…
PENUTUP
Ya Alloh tunjukanlah kepada kami untuk berhias dengan akhlak yang terbaik karena tidak ada yang bisa menunjukan kami kepada hal itu kecuali Engkau, dan jauhkanlah kami dari akhlak yang buruk dan tidak ada yang bisa menjauhkan kami kepada hal itu kecuali Engkau…