8 Januari 2013

KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI…


Wejangan

KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI…

Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ

"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :

يُخْبِرُ تَعَالَى عَمَّا خَطَبَ بِهِ إِبْلِيْسُ أَتْبَاعَهُ، بَعْدَمَا قَضَى اللهُ بَيْنَ عِبَادَهُ، فَأدخل المؤمنين الجنات، وأسكن الكافرين الدركات، فقام فيهم إبليس -لعنه الله -حينئذ خطيبا ليزيدهم حزنا إلى حزنهم (4) وغَبنا إلى غبْنهم، وحسرة إلى حسرتهم
"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan…." (Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)

Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!

Khutbah tersebut…

Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,

Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…

khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…

Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotiib…Iblis la’natullah 'alaihi


Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ (٢٣)
"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka" (QS Ibrahim : 22-23)


Demikianlah khutbah Iblis tersebut….setelah ia menggoda manusia…setelah menipu mereka…setelah menjerumuskan mereka dalam neraka…setelah tercapai cita-citanya…lalu…
  • Iapun berlepas diri dari para pengikutnya. Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…
  • Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…akan tetapi ia menyuruh mereka (para pengikutnya) untuk mencela diri mereka sendiri…
  • Bahkan ia mengaku sejak dulu kufur/ingkar terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…

Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh, Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa "Sesungguhnya orang-orang zalim mendapatkan siksaan yang pedih"…lalu Iblis menyebutkan tentang kenikmatan penduduk surga, yaitu orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!

Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan dalam hati para penghuni neraka tatkala mendengar khutbah dari sang pemimpin…

Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….orang-orang yang tatkala di dunia tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat, tidak tergerak hati mereka tatkala mendengar pengajian-pengajian dan khutbah-khutbah…hati mereka hanyalah tergerak dan tersentuh tatkala mendengar khutbah Iblis….wal'iyaadzu billah.


Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 14-02-1434 H / 27 Desember2012 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
ww.firanda.com


7 Januari 2013

HUKUM KADO SILANG

Syarat keempat untuk objek transaksi adalah: harga barang atau nilai alat tukar pembayaran diketahui. Transaksi jual beli dalam kondisi harga barang tidak diketahui itu termasuk jual beli gharar yang terlarang.

Misalnya: Saya katakan, “Saya beli HP-mu dengan sejumlah uang yang ada di sakuku.” Lalu, pemilik HP menerima tawaran tersebut. Dalam kondisi semacam ini, penjual HP dalam posisi untung-untungan. Boleh jadi, dia untung besar karena ternyata uang yang ada di saku bernilai besar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, pemilik HP merugi karena ternyata nilai uang yang ada di saku sangat kecil. Berada di antara dua kemungkinan--untung atau buntung--itulah yang disebut dengan perjudian, dan itulah jual beli gharar. Patut diingat bahwa jual beli gharar adalah bentuk perjudian yang terdapat dalam transaksi jual beli.

Jika ada orang yang mengatakan “Kubeli bukumu itu dengan setumpuk uang recehan yang sudah ada di depanmu,” maka sahkah jual beli semacam ini?

Hanabilah (para ulama yang ber-Mazhab Hanbali) menilai bahwa transaksi jual beli semacam itu adalah transaksi yang sah karena nilai alat tukar pembayaran telah diketahui dengan cara dilihat. Namun, yang benar, transaksi semisal di atas adalah transaksi yang tidak sah karena jelas-jelas mengandung gharar, sehingga termasuk dalam larangan jual beli gharar. (Asy-Syarh Al-Mumti', jilid 8, hlm. 170, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, 1425 H) 

Bagaimana hukum kado silang? 

Dalam sebuah acara arisan, semua peserta diminta datang dengan membawa barang bernilai minimal Rp 5.000,- yang dibungkus dengan rapi, sehingga isinya tidak bisa diketahui. Pada akhirnya, bungkusan-bungkusan tersebut dipertukarkan di antara sesama peserta arisan.

Yang terjadi dalam kasus ini adalah transaksi jual beli karena terdapat tukar-menukar harta dengan harta, namun nilai dan bentuk barang yang dibeli serta alat tukar pembayaran tidak diketahui secara pasti. Sehingga, dalam acara kado silang ini terdapat jual beli gharar dari dua sisi: barang yang dibeli dan alat tukar pembayarannya. Oleh karena itu, acara kado silang adalah suatu tradisi yang patut untuk dihindari.

Banyak orang, yang masuk ke sebuah warung makan, langsung memesan makanan kemudian menikmati makanan pesanannya tanpa mengetahui harga makanan yang dipesan. Mereka hanya mengandalkan kepercayaan bahwa penjual hanya akan memasang tarif sesuai dengan keumuman harga makanan jenis itu di daerah tersebut. Bolehkah bentuk jual beli semisal ini? Apakah jual beli semacam ini termasuk jual beli gharar yang terlarang? Jawabannya akan Anda jumpai dalam kutipan berikut ini:

Masalah: “Andai ada penjual yang mengatakan, 'Aku jual barang ini dengan harga yang umum di masyarakat,' maka apa hukumnya?”

Jawaban Syekh Ibnu Utsaimin, “Hal ini diperselisihkan oleh para ulama: ada ulama yang mengatakan boleh dan ada ulama yang mengatakan tidak boleh.

Masalah (jual beli semacam) ini lebih tepat untuk dikatakan 'boleh', dibandingkan kasus sebelumnya (yaitu ucapan pembeli dalam transaksi lelang, 'Aku beli barang ini dengan harta terakhir yang ada dalam acara lelang ini'), karena membeli barang dengan harga yang sudah umum di tengah-tengah masyarakat tidak akan ada disesali oleh seorang pun. Penjual tidak akan menyesal jika dia menjual barang tersebut dengar harga yang pas dengan harga pasaran. Demikian pula, pembeli pun tidak akan menyesalinya.

Oleh karena itu, jika ada pembeli yang berkata kepada penjual, ‘Tolong ambilkan satu bungkus teh atau satu karung beras,” tanpa menyebutkan harga yang diinginkan oleh pembeli maka hukum transaksi semacam ini  adalah 'tidak mengapa', dengan syarat, memakai harga standar di masyarakat.

Transaksi semisal inilah yang umumnya dipraktikkan di tengah-tengah masyarakat. Terlebih lagi, jika penjual adalah seseorang yang dipercaya oleh banyak orang bahwa dia hanya akan menjual sesuai harga umum di masyarakat.” (Manzhumah Ushul Fiqh wa Qawaiduh, karya Ibnu Utsaimin, hlm. 265, terbitan Dar Ibnul Riyadh, cetakan kedua, 1430 H)

Artikel www.PengusahaMuslim.com

DOA SEMPIT RIZKI


Doa Sempit Rizki
قال الإمام الطبراني رحمه الله في معجمه الكبير :
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بن أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن زِيَادٍ الْبُرْجُمِيُّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بن مُوسَى، حَدَّثَنَا مِسْعَرٌ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ مُرَّةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: ضَافَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَرْسَلَ إِلَى أَزْوَاجِهِ يَبْتَغِي عِنْدَهُنَّ طَعَامًا، فَلَمْ يَجِدْ عِنْدَ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ، فَقَالَ:اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ، فَإِنَّهُ لا يَمْلِكُهَا إِلا أَنْتَ، فَأُهْدِيَتْ إِلَيْهِ شَاةٌ مَصْلِيَّةٌ، فَقَالَ:هَذِهِ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ، وَنَحْنُ نَنْتَظِرُ الرَّحْمَةَ.
Dari Murrah dari Abdullah bin Mas'ud, "Nabi mendapatkan tamu. Beliau lantas mengutus seseorang untuk menemui para isteri beliau barang kali ada yang punya makanan namun ternyata tidak ada satu pun isteri beliau yang punya makanan yang bisa disuguhkan kepada tamu Nabi. Nabi lantas berdoa yang artinya "Ya Allah aku memohon kepada-Mu akan sebagian karunia-Mu dan rahmat-Mu karena sesungguhnya tidak ada yang memilikinya kecuali Engkau".
Tak lama setelah itu beliau mendapatkan daging kambing panggang. Nabi lantas berkomentar, "Ini adalah sebagian dari karunia-Nya. Kami sedang menunggu rahmat-Nya".
Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al Hilyah dan Thabrani dalam al Mu'jam al Kabir.
Al Haitsami mengatakan, "Diriwayatkan oleh Thabrani dan para perawinya adalah perawi kitab shahih selain Muhammad bin Ziyad al Burjumi dan dia adalah perawi yang tsiqoh. Al Albani dalam Silsilah Shahihah no 1543 mengatakan, "Sanadnya menurutku shahih". Dalam Shahih al Jami' no 1278 al albani juga mengatakan 'shahih'.
Hadits di atas diberi judul bab oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushannaf sebagai berikut:
الرَّجُلُ يُصِيبُهُ الْجُوعُ أَوْ يَضِيقُ عَلَيْهِ الرِّزْقُ مَا يَدْعُو بِهِ .
"Manakala seorang itu kelaparan atau mengalami kesempitan rizki bacaan doa seperti apa yang mesti dia ucapkan".
Oleh ustad Aris Munandar, M.Pdi.

5 Januari 2013

MUJAHIDAH MUSLIMAH SEJATI


Kisah MUJAHIDAH MUSLIMAH SEJATI

Mungkin para ikhwan wa akhowati pernah membaca atau mendengar kisah ini,

Benar ini adalah kisag 'USANG' di zaman para Shohabiyah, tapi kami ingin kembali mengingatkan, bahwa Islam pernah punya sosok seperti ini, dan kami yakin dikemudian hari akan ada dan selalu ada sosok-sosok seprti dalam kisah di bawah ini....

Semoga saja salah satu sosok yg lahir kelak salah satunya adalah kita atau salah satu dari anak keturunan kita....

[JANGAN HALANGI AKU MEMBELA RASULULLAH] 
(Kisah MUJAHIDAH MUSLIMAH SEJATI)

Hari itu Nusaibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya.­ "Suamiku tersayang," Nusaibah berkata, "aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang."

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

"Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang...." 

Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja. 

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang nampaknya sangat gugup. 

"Ibu, salam dari Rasulullah," berkata si penunggang kuda, "Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid..."

Nusaibhah tertunduk sebentar, "*Inna lillah*....." gumamnya, "Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, "Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi.
Maukah engkau melihat ibumu bahagia?"

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

"Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi."

Mata amar bersinar-sinar.­ "Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membela agama Allah."

Putra Nusaibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. "Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur."

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. "Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu...­."

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nusaibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, "Ada kabar apakah gerangan kiranya?" serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, "apakah
anakku gugur?"

Utusan itu menunduk sedih, "Betul...."

*Inna lillah*...." Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.

"Kau berduka, ya Ummu Amar?"

Nusaibah menggeleng kecil. "Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak."

Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela, "Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani."

Nusaibah terperanjat. Ia memandangi putranya. "Kau tidak takut, nak?"

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, "Allahu akbar!"

Kembali Rasulullah memberangkatkan­ utusan ke rumah Nusaibah. Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu kuduknya. "Hai utusan," ujarnya, "Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang."

Sang utusan mengerutkan keningnya. "Tapi engkau perempuan, ya Ibu...."

Nusaibah tersinggung, "Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?"

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. "Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan
mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur."

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng tas obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nusaibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai
singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya.­ Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.

Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nusaibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas'ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas'ud mengenalinya,

"Istri Said-kah engkau?"

Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, "bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?"

"Beliau tidak kurang suatu apapun..."

"Engkau Ibnu Mas'ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku...."

"Engkau masih luka parah, Nusaibah...."

"Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?"

Terpaksa Ibnu Mas'ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalika­nnya. Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, "Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa."

Sumber: dakwatuna
Copas dr ummu Abdurrohman Nabila

1 Januari 2013

Hijaabku Tidak Menarik


Hijaabku Tidak Menarik


Hijaabku memang tidak menarik, karena fungsi hijaab adalah untuk menyembunyikan perhiasan, jika aku sematkan hiasan-hiasan di atasnya maka terpenuhikah fungsi hijaab yang dikehendaki oleh syari'at?



Hijaabku memang tidak menarik, karena aku memakainya bukan untuk menarik perhatian orang, aku pun tidak akan 'ngoyo' dalam mendakwahkan hijaab dengan menghias-hiasin­ya, memodifikasinya­ supaya muslimah ramai-ramai berhijaab. Tapi pada akhirnya hanya kuantitas muslimah berhijaab yang bertambah, lantas bagaimana dengan kualitasnya?



Hijaabku memang tidak menarik, karena buat apa jika makhluk tertarik tetapi Pencipta membencinya karena hijaab yang kupakai menyimpang dari tuntunan syari'at?



Hijaabku memang tidak menarik, karena dalam surat An-Nur ayat 31 muslimah dilarang menampakkan perhiasannya kepada selain mahramnya, dan jika kuhias-hiasi hijaab-ku hingga terlihat menarik di mata selain mahramku, lantas bagaimana nasib ketaatanku kepada firman-Nya?



Hijaabku memang tidak menarik, dan bukankah hendaknya muslimah saat keluar rumah mematut dirinya di cermin untuk memastikan bahwa Allaah ridha dengan hijaab-nya? Bukankah sudah cukup peringatan Rasulullaah bahwa jika wanita keluar rumah maka syaitan akan menghiasinya?



Hijaabku memang tidak menarik, tetapi inilah salah satu caraku untuk berusaha taat pada perintah-Nya, ta'at pada tuntunan-Nya dalam berhijaab untuk menjauhkan diri dari perbuatan tabbaruj (bersolek) yang tercela.



Hijaabku memang tidak menarik, tetapi percayalah, suatu saat jika engkau paham pada ilmunya, dan engkau bukakan hatimu kepada kebenaran (al haq) dan kau tundukkan hasratmu untuk berhias yang tidak sesuai dengan syari'at, maka hijaabku pun akan tampak menarik di matamu, In syaa' Allaahu Ta'ala.



Kiriman via bbm أخت Inayah