16 Juli 2013

MINUMAN SEGAR

MINUMAN SEGAR
Senin, 15 Juli 13
Pada hari Kamis kedua tepatnya pada bulan Agustus tahun 1990 M, terjadi apa yang tidak terduga dan diharapkan oleh siapa pun orang muslim terlebih para Negara tetangga.
Tentara Irak, atas komando seorang taghut yang dhalim, Saddam Husain, melakukan incasi dan menduduki Negara Kuwait, sebuah negeri yang sudah bertahun-tahun berdaulat di sampingnya ini, dan membuka perbatasan-perbatasannya agar banyak kekayaan berpindah ke Irak dalam jumlah yang tak terhitung, sehingga hal itu beimplikasi terhadap perekonomian Kuwait, yang kemudian berdampak pada tingkat penduduknya dari segi perekonomian.
Invasi pasukan Irak ini mengingatkan kami pada invasi pasukan Babarian yang tunduk di bawah seorang yang dhalim, Holako, sewaktu menyerang Baghdad dan menghabisi Khilafah Abbasiayah di sana, serta menghancurkan segala sesuatu di tengah perjalanannya. Demikian pula yang dilakukan tentara Irak pada tahun 1990 M ini sewaktu menyerbu Negara Kuwait.
Tentara Irak telah melakukan berbagai tindakan memalukan dari mulai perampokan, perampasan, pencurian, pembunuhan sampai pemerkosaan, layaknya kondisi kaum Jahiliyah pertama, atau bahkan lebih parah lagi.
Mengingat kengerian apa yang terjadi itu, maka banyak penduduk Kuwait dan orang-orang yang tinggal di sana berusaha keluar dari amukan kebencian dan kedengkian yang membabi buta itu. Diantara orang-orang yang keluar itu ada satu keluarga yang mengendarai mobil saat pagi baru menyingsing, dengan rasa ketakutan akan kejadian yang bakal mereka hadapi.
Mobil melaju dengan membawa para penumpangnya menyelinap dari penglihatan tentara-tentara Irak. Semuanya bersiaga karena takut akan sesuatu yang bisa saja tiba-tiba terjadi. Sedang seorang nenek yang beriman mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an dan berdo'a kepada AllahSubhanahu wa Ta'ala untuk melancarkan perjalanan mereka agar bisa sampai ke kawasan yang aman dalam keadaan selamat.
Mobil berjalan melintasi gurun pasir di hari yang sangat panas terik. Setelah menempuh jarak yang cukup jauh di gurun ini, tiba-tiba melintas pada mereka seorang tentara Irak di antara dedebuan pasir dengan memoncongkan senjata bak tandung yang muncul. Dia memberhentikan mobil dan memeriksa orang-orang di dalamnya. Semua penumpang merasa panic. Kemudian tentara itu menuturkan beberapa pertanyaan interogasi lalu menaku-nakuti mereka dengan menggunakan kata-kata berbau intimidasi dan gertakan. Semua penumpang diam seribu bahasa. Mereka dirundung rasa ketakutan. Sementara sang nenek bermunajat dan berdo'a kepada Rabbnya agar menyelamatkan mereka dari situasi yang sedang mereka hadapi.
Tentara Irak itu menanyakan tujuan mereka mengendarai mobil. Mereka menjawab bahwa mereka hendak pergi ke Arab Saudi. Si tentara itu menyarankan mereka agar melewati jalan tertentu yang ditunjukan kepada mereka dan berkata, "Lewatilah jalan ini, karena ini jalan yang aman." 
Seketika mobil melaju kencang mengepulkan asap meninggalkan tentara Irak yang ada di belakangnya dan menutupinya dengan debu. Semuanya memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menyelamatkan mereka dari situasi genting tanpa ada penyiksaan, dan berdo'a kepadaNya yang telah memudahkan merka untuk sampai ke Saudi Arabia. Sang nenek bertanya kepada putranya, "Apakah kamu memberi tentara itu air dan makanan?"
Si anak menjawab, "Tidak, aku tidak memberinya, dan untuk apa kita memberinya? Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kita dari kejahatannya!!"
Sang anak berkata, "Sungguh kasian orang itu, karena pasti dia membutuhkanair minum dalam kondisi yang panas ini dan di tengah-tengah gurun yang tandus ini. ayo kembalilah kepadanya agar kita bisa memberinya apa yang dibutuhkannya."
Semua orang yang berada dalam mobil menantang pendapat nenek ini dan menggerutu terhadap sikapnya. Akan tetapi, sang nenek tetap bersikeras terhadap pendiriannya dan menyuruh putranya untuk kembali ke tempat tentara Irak itu. Akhirnya, sang anak pun tunduk terhadap perintah ibunya dan kembali ke tempat semula.
Ketika mereka sampai ke tempat tentara itu, si tentara pun heran dan membikkan senjatanya kearah mereka. Dia bertanya kepada mereka tentang alasan mereka kembali lagi.
Sang anak menjawab, "Kami kembali untuk meberimu air minum dan makanan."
Tentara itu berkata, "Air dan makanan!! Sudah sejak lama, aku tak menikmati makanan dan meneguk minuman." Sang anak pun memberinya satu botol minuman air segar dan satu kantong berisi makanan. Dengan cepat, tentara itu membuka sebotol air itu dan meneguknya habis untuk mengilangkan dahaganya. Di sela-sela itu, mobil pun berjalan bersama penumpangnya tanpa disadari oleh tentara Irak itu, mengingat dia asyik meminum air. Mendadak, semua penumpang mobil mendengar teriakan keras yang menggema keluar dari mulut tentara Irak itu. Dia memanggil mereka dengan sekuat tenaganya, "Kembali… kembali!!"
Merka pun kembali kea rah tentara itu dalam keadaan takut. Ketika mereka telah sampai kepadanya, dia pun berkata kepada mereka, "Jangan lewati jalan ini".
Seketika sang anak bertanya kepadanya, "Kenapa, bukankah ini jalan yang telah kamu tunjukkan tadi kepada kami?"
Tentara itu menjawab, "Benar, akan tetapi ini jalan berbahaya yang penuh dengan ranjau-ranjau dan titik-titik pengawasan/pengintaian. Tadi, aku bermaksud jahat terhadap kalian. Sekarang, kalian telah memberiku minuman dan makanan. Kalian lebih kasihan dari pada orang yang mendamparkan kami di padang gurun ini dan meninggalkan kami di sini, tanpa minuman ataupun makanan. Seandainya tidak ada kalian, niscaya aku sudah mati karena kahausan. Sekarang, lewatilah jalan lain, yaitu jalan aman dan tidak ada seorang pun yang menghadang kalian di sana."
Tentara itu menunjukkan kepada mereka arah jalan dan berkata, "Ayo cepat jalanlah dari sini dan jangan terlambat!". Semuanya berterimakasih kepadanya dan mobil pun berangkat membawa mereka, sementara mereka tercengang atas apa yang baru saja terjadi. Dengan serta merta, sang nenek pun berkata, "Tahukah kalian bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan kita dari marabahaya besar yang hampir menimpa kita hanya berkat sedikit makanan dan minuman ini. Karena itu, pujilah Allah dan bersyukurlah kepadaNya, dan berusahalah untuk melakukan amal kepajikan, khususnya sedekah…. Bersedekahlah kalian, wahai anak-anakku, meskipun itu kepada musuh kalian, karena sedekah bisa melindungi diri terhadap ancaman kejahatan."
Akhirnya, atas karunia dan perlindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala, keluarga itu pun sampai ke daratan Saudi Arabia, tanpa tersentuh bahaya apa pun. Sesungguhnya sedekah hasilnya sangat besar dan buahnya sangat baik. Seandainya tidak ada Allah Subhanahu wa Ta'ala, kemudian desakan sang nenek ini untuk bersedekah dan keimanannya kepada Allah, niscaya keluarga ini menghadapi mara bahaya yang sangat besar. Akan tetapi, Allah telah menyelamatkan mereka dari kematian yang nyata, juga minuman air segar di tengah panas terik kemarau telah mamadamkan api kedengkian di hati tentara Irak ini, sehingga hatinya ternyuh dan dia pun menunjukkan kepada mereka jalan keselamatan, alhamdulillah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
....إِنَّ اللَّهَ يَجْزِي الْمُتَصَدِّقِينَ

"…..Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah". (Yusuf: 88)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
صنائع المعروف تقي مصارع السوء و الآفات و الهلكات و أهل المعروف في الدنيا هم أهل المعروف في الآخرة

"Perbuatan baik bisa melindungi diri dari ancaman kejahatan, penyakit dan kebinasaan. Para pelaku kebaikan di dunia itu adalah para pelaku kebaikan di akhirat." (HR. al-Hakim, dan dishahihkan oleh al-Albani).

Sumber: Serial Kisah Teladan 3, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 1, Penerbit Darul Haq

Hit : 14 | Index | kirim ke teman | versi cetak |

6 Juli 2013

TANDA - TANDA KIAMAT

Tanda-Tanda Kiamat
Segala puji bagi Allah Ta'ala yang telah berfirman, artinya, “Maka sesungguhnya telah datang (hari Kiamat) tanda-tandanya.” (QS.Muhammad: 18)
Pembaca yang budiman...
Tanda-tanda Kiamat (Asyrath as-Sa’ah) adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan waktunya. Di antaranya yaitu;
1. Diutusnya Nabi Shalallahu 'alaihi Wasalam
Anas Radhiyallahu 'anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” Anas Radhiyallahu 'anhu berkata, “Dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
2. Wafatnya Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam
Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: وَذَكَرَ مِنْهَا: مَوْتِي
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ...” dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya,‘Kematianku’.” (HR. al-Bukhari).
3. Penaklukan Baitul Maqdis
Dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
 اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: فَذَكَرَ مِنْهَا: فَتْحُ بيتِ المقدس
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ...’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. al-Bukhari).
4. Wabah Tha’un ‘Amwas
Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu 'anhu sebelumnya, beliau bersabda,
اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ:فَذَكَرَ مِنْهَا: ثُمَّ مُوتَانٌ يأخذ فيكم كَقُعَاصِ الغنم
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash) kambing’.” (HR. al-Bukhari).
Qu’ash adalah penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak. Ia menjangkitkan sesuatu (wabah) melalui kedua lubang hidung, lalu (hewan-hewan yang terjangkit) mati mendadak.
5. Berlimpahnya Harta dan Sulit Membayar Sedekah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
6. Munculnya Beragam Fitnah
Al-Fitan bentuk plural dari fitnah, berarti cobaan dan ujian. Kemudian (kata ini) banyak digunakan untuk setiap hal yang mengandung ujian yang dibenci.
Dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary Radhiyallahu 'anhu beliau berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan potongan malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. ..(hingga sabda beliau): Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (yakni: Habil).” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak.)
7. Fenomena Nabi Palsu
Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah (Rasulullah).”(HR.al-Bukhari dan Muslim)
8. Munculnya Api di Hijaz
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Bashra.”
9. Hilangnya Amanat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menuturkan, Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Jika amanat telah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat.’ Abu Hurairah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, ‘Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah Kiamat!’.” (HR. al-Bukhari)
10. Diangkatnya Ilmu dan Banyaknya Kebodohan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Di antara tanda-tanda Kiamat adalah ilmu dihilangkan dan kebodohan diteguhkan’.”
11. Merebaknya Perzinaan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat adalah ...’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘Merebaknya perzinaan’.”
12. Riba Merajalela
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh” (HR.al-Bukhari)
13. Maraknya Minuman Keras (Khamer) dan Dianggapnya Halal
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Di antara tanda-tanda Kiamat adalah.....’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘(Maraknya) minuman khamer’.” (HR.Muslim)
14. Maraknya Pembunuhan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan datang hari Kiamat hingga banyak al-harj.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah al-harj itu?” Beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Muslim).
15. Zaman Semakin Singkat
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon kurma (cepat sekali, pent.).” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Albani menshahihkannya).
16. Menjamurnya Fahsya (Perbuatan dan Ucapan Keji), Pemutusan Silaturahim, dan Buruknya Hubungan Bertetangga
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul (banyak) perbuatan dan perkataan keji, pemutusan silaturahim, dan jeleknya hubungan bertetangga.” (HR.Ahmad dan al-Hakim)
17. Orangtua Bergaya Anak Muda
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Akan ada di akhir zaman satu kaum yang menyemir rambut mereka dengan warna hitam bagaikan dada burung merpati, mereka tidak akan pernah mencium harumnya Surga’.” (HR. Ahmad)
18. Banyaknya Peristiwa Gempa Bumi
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga terjadi banyak peristiwa gempa bumi.” (HR. al-Bukhari)
Demikianlah beberapa tanda-tanda kiamat yang bisa kami sebutkan, dan masih ada beberapa tanda yang lainnya. Namun, karena keterbatasan tempat yang tersedia, kami tidak bisa menyebutkannya. Sungguh telah dekat saat terjadinya kiamat. Namun, pastinya kapan kiamat itu terjadi? Maka kita katakan, “Allahu a’lam” (hanya Allahlah yang tahu) karena Allah Ta'ala menyatakan dalam firman-Nya,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia”  (QS.al-A’raf : 187)  (Redaksi)

[Sumber: Mukhtashar Asyrathu as-Sa’ah ash-Shughra wal Qubra, ‘Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah. Diberi pengantar oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin Rahimahullah ]