22 Desember 2013

Siapakah wanita penghuni neraka....?

Catatan 18 des 2013
Tema : Siapakah Wanita Penghuni Neraka "
Oleh : Ust. Ahmad Zainuddin Lc
Di Masjid Baiturrahman
Depan SMAN 2 Depok


Wanita-wanita penghuni Neraka:

#1». Istri nabi Nuh dan Nabi Luth
QS.At Tahrim:10

Abdullah bin abas menafsirkan  berkhianat dgn  mengatakan kepada kaumnya bahwa nabi Nuh gila
Dan istri nabi Luth kejahatanya adalah apabila ada orang yg bertamu kepada suaminya maka ia akan mengabarkannya kpd penduduk kota tsb yg memiliki kebiasaan homoseksual.

#2». Istri Abu lahab
QS Al Masad 1-5
#3». Wanita yg kufur thdp suami & melaknatnya (mencacinya)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Saya melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita." Para sahabat bertanya, "Mengapa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Mereka mengingkari keluarga dan kebaikan-kebaikan suami. Jika sekiranya engkau berbuat baik kepadanya, lalu ia melihat sedikit kekurangan darimu, maka ia berkata: 'Saya tidak melihat suatu kebaikan darimu sama sekali'." (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Ada beberapa nash yg perlu diingat oleh para istri
1.QS Al Ahzab : 33
2. Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:
“Tidak patut bagi manusia bersujud kepada sesama manusia. Seandainya
patut bagi manusia bersujud kepada sesama manusia, niscaya aku
perintahkan wanita bersujud kepada suaminya, karena besarnya haknya
(hak suaminya) atas istrinya” (HR. at Tirmidzi no. 1159, lihat pula al
Irwa’ VII/55 oleh Syaikh al Albani)

Dari Abu
Hurairah radhiyallaHu ‘anHu, bahwasannya Rasulullah bersabda,
“Jika wanita mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan
Ramadhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka
dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam Surga dari pintu manapun yang
kamu suka’” (HR. Ahmad no. 1664 dan Ibnu Hibban no. 1226, Syaikh al
Albani mengatakan dalam Aadaabuz Zifaf hal. 286, “Ini adalah hadits
hasan atau shahih”)

4». Wanita2 Kasiyat tp 'Ariyat
Imam nawawi menjelaskan arti Kasiyat tp Nariyat :
1. Wanita yg di beri nikmat suaminya tp tidak bersyukur
2. Wanita yg pandai berias tp bodoh dr ibadah
3. Wanita yg menutup tubuhnya sebagian dan sebagiannya terbuka
4. Wanita yg mengenakan baju transparan hingga kulit dan lekak lekuk tubuhnya terlihat.
5. Wanita yg memakai pakaian ketat

#5». Wanita yg niyahah dan tdk bertaubat
#6». Wanita yg menyakiti tetangganya


Catatan:
*mumilat=wanita yg mengajarkan kpd wanita lain pekerjaan tercela
*ma'ilat=yg melenggokan dgn bahunya




20 Desember 2013

NASIHAT UNTUK DIRIKU

NASIHAT UNTUK DIRIKU
By. Rima ummu zahra



Wahai diri..
Ingatkah akan firman Alloh
"Dan tidak ada seorgpun diantara kamu yg tdk mendatanginya( neraka). Hal itu bg Tuhanmu adalah ketentuan yg sudah di tetapkan ( QS Maryam :71)

Tahukah engkau seperti apa Neraka itu..?

Panasnya Sangat Panas Membakar 
Tidak Ada Kesejukan Sedikitpun di Dalamnya 

Makanannya  'Dhori’ 
pohon yg berduri .....
tidak menggemukkan dan tidak pula mengenyangkan.  
atau zaqqum....

Tahukah engkau apa itu Zaqqum...?
makanan penghuni neraka 
Yg mendidihkan perut seperti mendidihnya minyak  
Maka akan penuh perutmu dgnnya 
 
Dan engkaupun mencari air berharap hilang rasa panas diperutmu
namun yg engkau  dapati Al-Hamim 

Maka kamu minum seperti unta yg sgt haus
Tanpa tau rasa sakit yg akan menimpa...
Dan hancurlah usus-ususmu

Wahai diri 
masih bisakah engkau bersuka cita 
Menghambur-hamburkan harta dan waktu yg tiada guna...?

Bersenang-senang dgn masa sehat dan waktu luangmu...?
sementara engkau tak pernah tau kapan ajal menghampirimu...

Dan kelak tiap jiwa akan diminta pertanggung jawabannya

Ya Rabb....
Ampunilah diri ini...
Berikanlah rahmat dan hidayahMu
  • Allahumma inni asalukaljannah,wa astajiirubika minannar.

18 Desember 2013

Dasyatnya Bersedekah

Catatan
kajian ust. Ahmad Zainuddin Lc di pp pon tgl 17 des 2013
Tema : Dasyatnya bersedekah

Keutamaan sedekah
~ termasuk amalan yg paling utama
~mencegah dari bala dan musibah
~mendatangkan pahala berlipat -lipat bahkan tanpa batas
~meredakan murka Alloh
~menghapus dosa
~menambah berkah pd harta
~menahan siksa di akhirat dan penyebab masuk surga
~bukti tanda iman pd hal ghoib
~mendatangkan naungan pd hari kiamat
~pahala akan mengalir sampe org tersebut walopun meninggal
~mendatangkan cinta manusia kpd org yg bersedekah
~menjauhkan qorin bisikan2 yg buruk

Poin Penting Sebelum Bersedekah
Agar sedekah bisa di terima Allah:

1. Sedekah tidak akan diterima kecuali dari seorang yang ikhlas, yaitu tidak ingin ada yang melihat dan memberi pujian atas sedekahnya kecuali Allah Ta’ala. QS 2:270

2. Allah Ta’ala hanya menerima dari sedekah harta yang halal(dijalan Allah) QS 2:262

3. Sifat Al Mann dan Al Adza akan membatalkan pahala sedekah, maka jauhilah ketika bersedekah
QS 2:262-264

4. Lebih baik bersedekah secara tersembunyi meskipun boleh bersedakah dengan terang-terangan
QS 2:274

5.Bersedekah kepada seorang yang sangat membutuhkan lebih berpahala

6.Bersedekah dengan harta yang paling dicintai QS 2: 267 & QS 3:92

7. Menafkahkan harta dlm keadaan kaya dan ada sifat bakhil dlm diri
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seseorang pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: “Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling agung?” beliau menjawab: “Kamu bersedekah dalam keadaan sehat, bakhil, takut miskin, menginginkan kekayaan dan tidak menunda-nunda sampai jika (nafas) sudah ditenggorokan, kamu mengatakan: “Untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian”, ingatlah bahwasanya si fulan telah memilikinya.” HR. Bukhari dan Muslim

16 Juli 2013

MINUMAN SEGAR

MINUMAN SEGAR
Senin, 15 Juli 13
Pada hari Kamis kedua tepatnya pada bulan Agustus tahun 1990 M, terjadi apa yang tidak terduga dan diharapkan oleh siapa pun orang muslim terlebih para Negara tetangga.
Tentara Irak, atas komando seorang taghut yang dhalim, Saddam Husain, melakukan incasi dan menduduki Negara Kuwait, sebuah negeri yang sudah bertahun-tahun berdaulat di sampingnya ini, dan membuka perbatasan-perbatasannya agar banyak kekayaan berpindah ke Irak dalam jumlah yang tak terhitung, sehingga hal itu beimplikasi terhadap perekonomian Kuwait, yang kemudian berdampak pada tingkat penduduknya dari segi perekonomian.
Invasi pasukan Irak ini mengingatkan kami pada invasi pasukan Babarian yang tunduk di bawah seorang yang dhalim, Holako, sewaktu menyerang Baghdad dan menghabisi Khilafah Abbasiayah di sana, serta menghancurkan segala sesuatu di tengah perjalanannya. Demikian pula yang dilakukan tentara Irak pada tahun 1990 M ini sewaktu menyerbu Negara Kuwait.
Tentara Irak telah melakukan berbagai tindakan memalukan dari mulai perampokan, perampasan, pencurian, pembunuhan sampai pemerkosaan, layaknya kondisi kaum Jahiliyah pertama, atau bahkan lebih parah lagi.
Mengingat kengerian apa yang terjadi itu, maka banyak penduduk Kuwait dan orang-orang yang tinggal di sana berusaha keluar dari amukan kebencian dan kedengkian yang membabi buta itu. Diantara orang-orang yang keluar itu ada satu keluarga yang mengendarai mobil saat pagi baru menyingsing, dengan rasa ketakutan akan kejadian yang bakal mereka hadapi.
Mobil melaju dengan membawa para penumpangnya menyelinap dari penglihatan tentara-tentara Irak. Semuanya bersiaga karena takut akan sesuatu yang bisa saja tiba-tiba terjadi. Sedang seorang nenek yang beriman mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an dan berdo'a kepada AllahSubhanahu wa Ta'ala untuk melancarkan perjalanan mereka agar bisa sampai ke kawasan yang aman dalam keadaan selamat.
Mobil berjalan melintasi gurun pasir di hari yang sangat panas terik. Setelah menempuh jarak yang cukup jauh di gurun ini, tiba-tiba melintas pada mereka seorang tentara Irak di antara dedebuan pasir dengan memoncongkan senjata bak tandung yang muncul. Dia memberhentikan mobil dan memeriksa orang-orang di dalamnya. Semua penumpang merasa panic. Kemudian tentara itu menuturkan beberapa pertanyaan interogasi lalu menaku-nakuti mereka dengan menggunakan kata-kata berbau intimidasi dan gertakan. Semua penumpang diam seribu bahasa. Mereka dirundung rasa ketakutan. Sementara sang nenek bermunajat dan berdo'a kepada Rabbnya agar menyelamatkan mereka dari situasi yang sedang mereka hadapi.
Tentara Irak itu menanyakan tujuan mereka mengendarai mobil. Mereka menjawab bahwa mereka hendak pergi ke Arab Saudi. Si tentara itu menyarankan mereka agar melewati jalan tertentu yang ditunjukan kepada mereka dan berkata, "Lewatilah jalan ini, karena ini jalan yang aman." 
Seketika mobil melaju kencang mengepulkan asap meninggalkan tentara Irak yang ada di belakangnya dan menutupinya dengan debu. Semuanya memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menyelamatkan mereka dari situasi genting tanpa ada penyiksaan, dan berdo'a kepadaNya yang telah memudahkan merka untuk sampai ke Saudi Arabia. Sang nenek bertanya kepada putranya, "Apakah kamu memberi tentara itu air dan makanan?"
Si anak menjawab, "Tidak, aku tidak memberinya, dan untuk apa kita memberinya? Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kita dari kejahatannya!!"
Sang anak berkata, "Sungguh kasian orang itu, karena pasti dia membutuhkanair minum dalam kondisi yang panas ini dan di tengah-tengah gurun yang tandus ini. ayo kembalilah kepadanya agar kita bisa memberinya apa yang dibutuhkannya."
Semua orang yang berada dalam mobil menantang pendapat nenek ini dan menggerutu terhadap sikapnya. Akan tetapi, sang nenek tetap bersikeras terhadap pendiriannya dan menyuruh putranya untuk kembali ke tempat tentara Irak itu. Akhirnya, sang anak pun tunduk terhadap perintah ibunya dan kembali ke tempat semula.
Ketika mereka sampai ke tempat tentara itu, si tentara pun heran dan membikkan senjatanya kearah mereka. Dia bertanya kepada mereka tentang alasan mereka kembali lagi.
Sang anak menjawab, "Kami kembali untuk meberimu air minum dan makanan."
Tentara itu berkata, "Air dan makanan!! Sudah sejak lama, aku tak menikmati makanan dan meneguk minuman." Sang anak pun memberinya satu botol minuman air segar dan satu kantong berisi makanan. Dengan cepat, tentara itu membuka sebotol air itu dan meneguknya habis untuk mengilangkan dahaganya. Di sela-sela itu, mobil pun berjalan bersama penumpangnya tanpa disadari oleh tentara Irak itu, mengingat dia asyik meminum air. Mendadak, semua penumpang mobil mendengar teriakan keras yang menggema keluar dari mulut tentara Irak itu. Dia memanggil mereka dengan sekuat tenaganya, "Kembali… kembali!!"
Merka pun kembali kea rah tentara itu dalam keadaan takut. Ketika mereka telah sampai kepadanya, dia pun berkata kepada mereka, "Jangan lewati jalan ini".
Seketika sang anak bertanya kepadanya, "Kenapa, bukankah ini jalan yang telah kamu tunjukkan tadi kepada kami?"
Tentara itu menjawab, "Benar, akan tetapi ini jalan berbahaya yang penuh dengan ranjau-ranjau dan titik-titik pengawasan/pengintaian. Tadi, aku bermaksud jahat terhadap kalian. Sekarang, kalian telah memberiku minuman dan makanan. Kalian lebih kasihan dari pada orang yang mendamparkan kami di padang gurun ini dan meninggalkan kami di sini, tanpa minuman ataupun makanan. Seandainya tidak ada kalian, niscaya aku sudah mati karena kahausan. Sekarang, lewatilah jalan lain, yaitu jalan aman dan tidak ada seorang pun yang menghadang kalian di sana."
Tentara itu menunjukkan kepada mereka arah jalan dan berkata, "Ayo cepat jalanlah dari sini dan jangan terlambat!". Semuanya berterimakasih kepadanya dan mobil pun berangkat membawa mereka, sementara mereka tercengang atas apa yang baru saja terjadi. Dengan serta merta, sang nenek pun berkata, "Tahukah kalian bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan kita dari marabahaya besar yang hampir menimpa kita hanya berkat sedikit makanan dan minuman ini. Karena itu, pujilah Allah dan bersyukurlah kepadaNya, dan berusahalah untuk melakukan amal kepajikan, khususnya sedekah…. Bersedekahlah kalian, wahai anak-anakku, meskipun itu kepada musuh kalian, karena sedekah bisa melindungi diri terhadap ancaman kejahatan."
Akhirnya, atas karunia dan perlindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala, keluarga itu pun sampai ke daratan Saudi Arabia, tanpa tersentuh bahaya apa pun. Sesungguhnya sedekah hasilnya sangat besar dan buahnya sangat baik. Seandainya tidak ada Allah Subhanahu wa Ta'ala, kemudian desakan sang nenek ini untuk bersedekah dan keimanannya kepada Allah, niscaya keluarga ini menghadapi mara bahaya yang sangat besar. Akan tetapi, Allah telah menyelamatkan mereka dari kematian yang nyata, juga minuman air segar di tengah panas terik kemarau telah mamadamkan api kedengkian di hati tentara Irak ini, sehingga hatinya ternyuh dan dia pun menunjukkan kepada mereka jalan keselamatan, alhamdulillah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
....إِنَّ اللَّهَ يَجْزِي الْمُتَصَدِّقِينَ

"…..Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah". (Yusuf: 88)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
صنائع المعروف تقي مصارع السوء و الآفات و الهلكات و أهل المعروف في الدنيا هم أهل المعروف في الآخرة

"Perbuatan baik bisa melindungi diri dari ancaman kejahatan, penyakit dan kebinasaan. Para pelaku kebaikan di dunia itu adalah para pelaku kebaikan di akhirat." (HR. al-Hakim, dan dishahihkan oleh al-Albani).

Sumber: Serial Kisah Teladan 3, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 1, Penerbit Darul Haq

Hit : 14 | Index | kirim ke teman | versi cetak |

6 Juli 2013

TANDA - TANDA KIAMAT

Tanda-Tanda Kiamat
Segala puji bagi Allah Ta'ala yang telah berfirman, artinya, “Maka sesungguhnya telah datang (hari Kiamat) tanda-tandanya.” (QS.Muhammad: 18)
Pembaca yang budiman...
Tanda-tanda Kiamat (Asyrath as-Sa’ah) adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan waktunya. Di antaranya yaitu;
1. Diutusnya Nabi Shalallahu 'alaihi Wasalam
Anas Radhiyallahu 'anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” Anas Radhiyallahu 'anhu berkata, “Dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
2. Wafatnya Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam
Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: وَذَكَرَ مِنْهَا: مَوْتِي
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ...” dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya,‘Kematianku’.” (HR. al-Bukhari).
3. Penaklukan Baitul Maqdis
Dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
 اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: فَذَكَرَ مِنْهَا: فَتْحُ بيتِ المقدس
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ...’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. al-Bukhari).
4. Wabah Tha’un ‘Amwas
Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu 'anhu sebelumnya, beliau bersabda,
اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ:فَذَكَرَ مِنْهَا: ثُمَّ مُوتَانٌ يأخذ فيكم كَقُعَاصِ الغنم
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash) kambing’.” (HR. al-Bukhari).
Qu’ash adalah penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak. Ia menjangkitkan sesuatu (wabah) melalui kedua lubang hidung, lalu (hewan-hewan yang terjangkit) mati mendadak.
5. Berlimpahnya Harta dan Sulit Membayar Sedekah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
6. Munculnya Beragam Fitnah
Al-Fitan bentuk plural dari fitnah, berarti cobaan dan ujian. Kemudian (kata ini) banyak digunakan untuk setiap hal yang mengandung ujian yang dibenci.
Dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary Radhiyallahu 'anhu beliau berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan potongan malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. ..(hingga sabda beliau): Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (yakni: Habil).” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak.)
7. Fenomena Nabi Palsu
Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah (Rasulullah).”(HR.al-Bukhari dan Muslim)
8. Munculnya Api di Hijaz
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Bashra.”
9. Hilangnya Amanat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menuturkan, Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Jika amanat telah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat.’ Abu Hurairah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, ‘Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah Kiamat!’.” (HR. al-Bukhari)
10. Diangkatnya Ilmu dan Banyaknya Kebodohan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Di antara tanda-tanda Kiamat adalah ilmu dihilangkan dan kebodohan diteguhkan’.”
11. Merebaknya Perzinaan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat adalah ...’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘Merebaknya perzinaan’.”
12. Riba Merajalela
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh” (HR.al-Bukhari)
13. Maraknya Minuman Keras (Khamer) dan Dianggapnya Halal
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Di antara tanda-tanda Kiamat adalah.....’ dan beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan di antaranya: ‘(Maraknya) minuman khamer’.” (HR.Muslim)
14. Maraknya Pembunuhan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan datang hari Kiamat hingga banyak al-harj.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah al-harj itu?” Beliau Shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Muslim).
15. Zaman Semakin Singkat
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon kurma (cepat sekali, pent.).” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Albani menshahihkannya).
16. Menjamurnya Fahsya (Perbuatan dan Ucapan Keji), Pemutusan Silaturahim, dan Buruknya Hubungan Bertetangga
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul (banyak) perbuatan dan perkataan keji, pemutusan silaturahim, dan jeleknya hubungan bertetangga.” (HR.Ahmad dan al-Hakim)
17. Orangtua Bergaya Anak Muda
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Akan ada di akhir zaman satu kaum yang menyemir rambut mereka dengan warna hitam bagaikan dada burung merpati, mereka tidak akan pernah mencium harumnya Surga’.” (HR. Ahmad)
18. Banyaknya Peristiwa Gempa Bumi
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga terjadi banyak peristiwa gempa bumi.” (HR. al-Bukhari)
Demikianlah beberapa tanda-tanda kiamat yang bisa kami sebutkan, dan masih ada beberapa tanda yang lainnya. Namun, karena keterbatasan tempat yang tersedia, kami tidak bisa menyebutkannya. Sungguh telah dekat saat terjadinya kiamat. Namun, pastinya kapan kiamat itu terjadi? Maka kita katakan, “Allahu a’lam” (hanya Allahlah yang tahu) karena Allah Ta'ala menyatakan dalam firman-Nya,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia”  (QS.al-A’raf : 187)  (Redaksi)

[Sumber: Mukhtashar Asyrathu as-Sa’ah ash-Shughra wal Qubra, ‘Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah. Diberi pengantar oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin Rahimahullah ]

20 Juni 2013

ANTARA DOKTER DAN KIAI

Antara Dokter Dan Kiai

  | 0 comments
drkiai
Alhamdulillâhi wahdah, wash shalalâtu was salâm ‘alâ rasûlillâh.
Ada apa dengan kiai dan dokter? Ada masalah apa antara keduanya? Ndak ada apa-apa koq!Hanya saja dalam kesempatan kali ini kita ingin menyoroti persamaan antara dua profesi tersebut dan perbedaannya.
Persamaannya: baik kiai maupun dokter, sama-sama bertugas untuk menjaga kesehatan manusia dan mengobati penyakit mereka. Kiai menjaga kesehatan rohani dan mengobati penyakit-penyakit hati, sedangkan dokter, tugasnya menjaga kesehatan jasmani serta mengobati penyakit-penyakit fisik.
Kedua profesi tersebut sama-sama penting dan dibutuhkan manusia. Mengabaikan salah satunya akan merugikan insan. Sekedar contoh: orang yang sehat rohaninya namun sakit gigi, dia akan terganggu manakala membaca al-Qur’an. Sebaliknya orang yang sehat jasmaninya namun sakit hatinya, dia akan tidak merasa berdosa untuk berkorupsi ria.
Itu salah satu persamaannya, lantas apa perbedaan antara kiai dan dokter? Jika dicermati, tentu akan banyak ditemukan sisi perbedaannya, namun yang akan kita singgung di sini adalah perbedaan masyarakat dalam menilai dan menyikapi keduanya.
1. Banyak masyarakat cenderung selektif dalam memilih dokter, namun tidak sebaliknya manakala mereka mencari kiai.
Itu akan terlihat jelas manakala orang mau berobat, seringkali dia akan begitu berhati-hati dalam memilah dan memilih dokter, bahkan dalam yang satu spesialisasi sekalipun! Namun tidak demikian manakala mereka mengaji dan bertanya dalam ilmu agama. Banyak di antara mereka cenderung asal-asalan dalam memilih narasumber, senemunya!
Padahal jika dalam dunia medis dikenal mal praktek, dalam ranah keulamaan pun juga dikenal adanya kiai palsu. Bahkan sejak empat belas abad lalu, Nabi kita shallallahu’alaihiwasallamsudah mengisyaratkan akan adanya fenomena tersebut,
“إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا؛ اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا”
“Sesungguhnya Allah tidak melenyapkan ilmu (dari muka bumi) dengan cara mencabut ilmu tersebut dari para hamba-Nya, namun Allah akan melenyapkan ilmu (dari muka bumi) dengan meninggalnya para ulama. Hingga jika tidak tersisa seorang ulamapun, para manusia menjadikan orang-orang yang bodoh sebagai panutan, mereka menjadi rujukan lalu berfatwa tanpa ilmu, sehingga sesat dan menyesatkan”. HR. Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma, dengan redaksi Bukhari.
2. Realita berkata bahwa banyak di antara kita yang tidak sadar manakala menderita sakit rohani. Kebalikannya manakala terjangkiti penyakit fisik, kita akan segera berfikir dan terbebani untuk lekas membebaskan diri darinya, dengan beragam cara yang bisa ditempuh.
Contoh nyatanya: tatkala terjangkiti penyakit pelit, sombong, hasad dan yang semisal, kebanyakan kita akan tenang-tenang saja, seakan tidak ada apa-apa. Namun manakala divonis dokter sebagai penderita kanker stadium tinggi misalnya, maka akan kalang kabut, seakan kiamat telah tiba.
Padahal kesengsaraan sejati adalah kesengsaraan di akherat yang itu bersumber dari penyakit rohani. Adapun kesengsaraan di dunia tidaklah seberapa.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Di hari kiamat kelak akan didatangkan calon penghuni neraka yang dahulunya ketika di dunia hidup paling senang. Lalu dicelupkan ke dalam neraka sekali, kemudian ditanya, “Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan keindahan dan kenikmatan duniawi?”. “Tidak demi Allah, wahai Rabbi” jawabnya.
Lalu didatangkan calon penghuni surga yang dahulu di dunia hidupnya paling sengsara. Kemudian dicelupkan ke dalam surga sekali, dan ditanya, “Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan kemiskinan dan mengalami kesengsaraan?”. “Tidak demi Allah wahai Rabbi, aku tidak pernah merasakan kemiskinan ataupun mengalami kesengsaraan”. HR. Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu.
Padahal itu hanyalah satu celupan, bagaimana dengan kekekalan di dalamnya?!
@  Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Kamis, 11 Shafar 1433 / 5 Januari 2012