2 Mei 2014

7 SIKAP AGAR MUDAH MEMAAFKAN

Bismillahirrahmannirrahiim
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga,terutama nikmat islam dan nikmat iman,dua nikmat yang akan menentukan seseorang apakah ia akan bahagia kekal selama-lamanya jika berislam dan beriman,ataukah mnjadi orang yang sengsara selama-lamanya dengan mengkufuri,tidak mensyukuri nikmat islam dan iman.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita,Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam,kepada keluarga,sahabatnya,serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Kita sebagai makhluk sosial yang bergaul di tengah masyarakat,tentu saja dalam kehidupan kita sehari-hari terkadang atau bahkan sering kita mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya atau sikap-sikap yang seharusnya tidak kita dapatkan,mungkin dari tetangga atau teman sejawat atau siapa saja yang kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita.sikap-sikap tersebut tidak jarang kerugian bagi kita,nama baik kita tercemar ,kehilangan harta,dijauhi oleh masyarakat,dan lain sebagainya.keadaan ini sering membuat kita marah dan kecewa,sehingga kita ingin membalas perbuatan orang-orang tersebut dan sulit untuk memaafkan.
Agama kita sangat menganjurkan untuk memaafkan orang lain.diantara bukti anjuran itu adalah Allah janjikan surga yang luasnya seluas langit dan bumi untuk orang yang memaafkan.Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman;
“Dan bersegeralah kamu kepada Ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.(yaitu orang-orang yang menafkahkan(hartanya),baik di waktu lapang maupun sempit,dan orang-orang yang menahan Amarahnya,Dan Memaafkan(kesalahan) orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(Ali imran:133-134)
Namun pada praktiknya,bersabar dan memaafkan gangguan orang lain ini bukanlah perkara yang mudah.dan mudah-mudahan dengan mengenai 7 sikap untuk meraih predikat pemaaf ini tertanam di hati kita,maka kita akan mudah memaafkan orang lain.
Pertama : Sikap yang pertama adalah kita meyakini bahwa perbuatan orang kepada kita adalah bagian dari takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang Dia tetapkan untuk kita.sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat” (QS.Ash-shaffat: 96)
Oleh karena itu,kita pandang perbuatan yang tidak menyenangkan yang di lakukan oleh orang2 kepada kita adalah takdir Alah subhanahu wa ta’ala kepada kita.sehingga kita harus memahami bahwa Allah-lah yang pada hakikatnya menimpakan musibah kepada kita melalui orang yang berbuat aniaya kepada kita.
Kedua : Ingatlah bahwa kita banyak melakukan perbuatan dosa Sebagaimana dalam Firmannya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,dan Allah memaafkan sebagian besar(dari kesalahan-kesalahanmu).”(QS.Asy-syura:30)
Oleh karena dosa-dosa yang kita lakukan,maka wajar ada orang yang berbuat aniaya kepada kita.Allah menakdirkan hal tersebut sebagai pengingat kita yang banyak melakukan dosa atau juga sebagai balasan karena kita pernah berbuat aniaya kepada orang lain.
Ketiga : Tanamkan dari diri kita bahwa bersabar dan memaafkan mendapatkan pahala yang sangat besar.
Di antara pahala tersebut adalah Allah katakan orang yang sabar itu bersama Allah.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”(QS. .“Az-Zumar:10)
Keempat : Hendaklah kita tanamkan di jiwa kita sebuah prinsip bahwa balasan itu tergantung bentuk perbuatannya. Maksudnya kita berharap,mudah-mudah Allah pun akan mudah memaafkan segala kesalahan kita.inilah buah prinsip”balasan itu tergantung jenis atau bentuk amalan yang di lakukan”.
Kelima : Tidak membalas perbuatan aniaya orang lain kepada kita adalah sunnah Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.
Sunnah meninggalkan kesalahan orang lain karna Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam tidak pernah membalas melainkan memaafkan.
Inilah poin dari memaafkan adalah bagian dari Sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan membalass adalah bukan bagian dari sunnah beliau shallallahu’alaihi wa sallam.Beliau senantiasa memaafkan dan tidak pernah membalas.
Keenam : Jika kita mampu mengalahkan jiwa kita,dorongan nafsu kita,itu akan lebih baik dan mudah..karna kebaikan akan memberi kebaikan lainnya.
keTujuh : Perbuatan membalas adalah perbuatan aniaya kepada yang terdzolimi dan bisa berbalik kepada diri sendiri,maka kita bisa termasuk orang yang mendzolimi.
Cukuplah kekhawatiran nanti kita menjadi orang yang zalim,menjadi pencegah kita untuk membalas kezaliman orang lain.Biarlah kita menempati posisi yang di zalimi kemudian bersabar hingga kita nantinya meraih kebaikan-kebaikan yang amat sangat banyak.
Mudah-mudahan ketujuh sikap ini sangat membantu kita agar kita mudah memaafkan kesalahan orang yang telah berbuat salah kepada kita,yang telah berbuat jahat kepada kita,demi meraih modal mudah memaafkan siapa saja yang berbuat salah kepada kita.
Ditulis ulang dari ceramah pendek Ustadz Abu Isa dan Ustadz (di Radio Rodja) dengan perubahan seperlunya.
Wallahu a’lam bisshawab
Oleh: * Mar’atus shalihah Al-atsariyyah*