20 Oktober 2012

Taat kepada Ulil Amri bukan suatu kehinaan


Taat kepada Ulil Amri bukan suatu kehinaan

Rabu, 17 Oktober 2012 , 13:18:54
Oleh : Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc

Mereka menganggap bahwa mentaati ulil amri adalah sebuah kehinaan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyelisihi kaum jahiliyah dengan cara memerintahkan umatnya agar taat kepada ulil amri dalam perkara yang ma'ruf. Bahkan beliau mengabarkan akan munculnya pemimpin yang berhati setan dalam badan manusia karena saking jahatnya. HR Muslim.
Ketika beliau ditanya, "Apa yang harus kami lakukan?" Beliau menjawab, "Tetap mendengar dan taat walaupun harta kita diambil dan badan kita dipukul."
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga mengabarkan bahwa agama adalah nasehat yaitu untuk Allah, RasulNya, kitabNya, ulil amri dan kaum muslimin secara umum. HR Muslim.
Makna nasehat kepada ulil amri adalah:
1. Mentaatinya dalam perkara yang ma'ruf.
2. Bersabar dari kezalimannya.
3. Mendo'akan kebaikan untuknya.
4. Meluruskan kesalahannya dengan cara yang ma'ruf.
Dalam hadits: "Siapa yang ingin menasehati ulil amri janganlah dengan cara terang-terangan, ambillah tangannya dan nasehatilah secara rahasia. Bila ia menerima (maka itu kebaikan) dan bila ia tidak menerima, maka ia telah melaksanakan tugasnya." HR Ahmad dll dan jalan-jalannya saling menguatkan satu sama lainnya sehingga menjadi hasan.
5. Tidak mencaci maki mereka dan membuka aib mereka di hadapan halayak.
Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata, "Para pembesar shahabat melarang kami; jangan mencaci para pemimpin, jangan berbuat curang kepada mereka, dan jangan membuat mereka marah. Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah, karena urusan ini dekat." HR Ibnu Abi Ashim dalam kitab Assunnah.