8 Desember 2012

KUMPULAN POSTINGAN DARI SAHABAT ILMU JILID - 2

✽Renungan di Saat Kumpul Bersama✽

Disaat hari luang seperti saat ini, hendaknya kita lebih memperhatikan waktu kita.

Bercengkrama dengan keluarga, mengunjungi sanak saudara, atau pun menuntut ilmu di taman-taman surga.

Sungguh, nikmat sehat dan waktu luang harus disyukuri dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Dan kebanyakan manusia lalai dari kedua nikmat tersebut.

Dari Ibnu ‘Abbas, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”
(HR Bukhari: 6412).

Letakan sejenak barang yang ada di genggaman kita saat ini () dikala bercakap dengan kawan dan keluarga...

Sungguh,,
Bayangkan apabila saat tersebut merupakan kali terakhir kita bercakap dan bercengkrama dengan kawan dan keluarga. Tentu kita akan memperhatikan dengan sebaiknya.

Beramah tamah pun akan terasa berbeda di saat kita sehat dengan sewaktu kita terbaring sakit.
Maka manfaatkanlah nikmat sehat dan waktu luang ini.

Tinggalkan sesaat nikmat Allah yang kerap kita bawa ini () disaat kita sedang memperhatikan kajian ustadz... 

Sungguh,,
Renungkanlah bagaimana sang ustadz yang telah meninggalkan keluarga, guna memberi pelajaran kepada ummat namun ternyata kita asyik ber ria. Juga panitia yang telah bersusah payah mempersiapkan kajian.
Selayaknya kita menyimak dengan seksama...

Akhirnya, marilah kita lebih perhatian dengan keadaan sekitar kita.

Jangan sampai dengan penggunaan  timbul pernyataan,

"Mendekatkan yang jauh namun menjauhkan yang dekat..."

Bahkan tak peduli dengan lawan bicara..?

*dari saudaramu
Sahabat Ilmu

✽̤̈Doa Berkendara✽̤̈

Memasuki awal hari kerja dan masuk sekolah, sebagian diantara kita umumnya akan berkendara menuju tempat aktivitas. Baik mengendarai kendaraan umum maupun pribadi.

Jangan ditinggal doa yang dituntunkan Nabi shallallahu'alaihi wasallam disaat berkendaraan berikut

"Dari Ali bin Rabi’ah radhiyyallahu 'anhu  berkata, Aku melihat Ali dibawakan hewan tunggangan untuk dia kendarai. Ketika dia (hendak) meletakkan kakinya ditunggangan, dia mengucapkan,
:" بِسْمِ اللَّهِ" ثَلاَثًا.
"Bismillah" (Dengan nama Allah) tiga kali.

Ketika dia telah duduk di punggungnya, dia mengucapkan,
" الْحَمْدُ لِلَّهِ".
"Alhamdulillah" (Segala puji hanya milik Allah), lalu membaca:
"سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ * وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
"Mahasuci Dzat Yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami' [QS Az-Zukhruf : 13 – 14]

kemudian mengucapkan
: "الْحَمْدُ لِلَّهِ ثَلاَثًا، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ثَلاَثًا، سُبْحَانَكَ إِنِّي قَدْ ظَلَمْتُ نَفْسِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ"
"Alhamdulillah (Segala puji hanya milik  Allah) tiga kali, (Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku telah berbuat  dzalim kepada diriku, maka berikanlah ampunan kepadaku karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau"

Kemudian dia tertawa.
Aku pun bertanya: Wahai Amirul Mukminin, kenapa kamu tertawa...?
Dia menjawab,"Aku telah melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam melakukan seperti yang telah aku lakukan lalu beliau tertawa.

Aku pun bertanya," Wahai Rasulullah, kenapa kamu tertawa...?

Beliau menjawab, “Sesungguhnya Rabbmu benar-benar senang terhadap hamba-Nya ketika dia mengucapkan, "Wahai  Rabbku, berikanlah ampunan kepadaku dari dosa-dosaku karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau”

[Shahih, HR Abu Daud:2602, Tirmidzy:3446, Ahmad:1/97, 115, 128]

Sahabat Ilmu

✽ Mengubur Budaya Nyontek-1 ✽
(Ust Ibnu Ali, ST) 

Memasuki masa ujian, maka secara berseri akan "Sahabat Ilmu" sampaikan mengenai PERKARA BESAR terkait perilaku yang kerap ada saat Ujian, yaitu "NYONTEK"

Semoga menjadi perhatian kita bersama...

Takut menghadapi ujian mungkin merupakan sesuatu yang wajar, akan tetapi jika ketakutan tersebut mengantarkan seseorang menjadi nyontek ketika ujian, itu baru TIDAK WAJAR.

Apa itu nyontek...?

NYONTEK adalah membawa catatan khusus untuk dapat disalin ketika ujian atau meniru pekerjaan orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan (curang). Tindakan nyontek hanya dilakukan oleh orang-orang yang LEMAH IMANnya, yang dirinya lupa bahwa Allah selalu mengawasinya.

Apakah nyontek itu dosa...?

Ketika seorang siswa berniat untuk menyontek, tentu ia akan mencari cara bagaimana agar TIDAK KETAHUAN oleh sang PENGAWAS. Saat posisi dan waktu telah dirasa aman, mulailah si siswa melakukan aksinya yaitu “menyontek” dengan perasaan dag-dig-dug takut kalau-kalau aksinya ketahuan oleh sang pengawas.

Sungguh apa yang telah dilakukan oleh siswa tadi sangat sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Kebajikan adalah bagusnya akhlak, sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengGELISAHkan JIWAmu dan kamu tidak suka apabila hal itu diketahui oleh orang lain” (HR Muslim: 4633)

Nyontek itu sepele...?
Kalaulah kita terima pendapat ini yaitu bahwa nyontek merupakan perbuatan yang sepele dan hanya merupakan dosa kecil, maka alangkah indahnya perkataan Ibnul Mu’taz:

“Tinggalkanlah dosa baik yang kecil  ataupun yang besar, maka itulah takwa…

Jadilah seperti orang yang berjalan di atas tanah yang berduri, tentu ia akan berhati-hati dari apa yang dilihatnya…

Janganlah engkau meremehkan dosa-dosa kecil, karena gunungpun adalah dari kerikil…”
(Jami’ul Ulum wal Hikam: 212, Darul Aqidah)

✓Sahabat Ilmu 

✽ Mengubur Budaya Nyontek-2 ✽
(al-Hafidz Ust Ibnu Ali, ST)

Bila dicermati LEBIH DALAM tentang perkara nyontek ini, ternyata nyontek adalah sebuah perkara yang SANGAT MENGERIKAN dan dianggap BESAR di dalam Islam.
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang berbuat CURANG, maka ia BUKAN termasuk golongan kita” (HR Muslim:146).

Selanjutnya marilah kita dengar cerita yang disampaikan oleh salah seorang sahabat Nabi yang mulia, Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, beliau menuturkan Suatu ketika kami berada di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda,
 
“Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa-dosa besar yang PALING BESAR?”

-beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali-
الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ 
“Berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua,  dan berSAKSI PALSU atau berKATA  DUSTA”
وكان رسول اللّه صلى الله عليه وسلم متّكئا فجلس فما زال يكرّرها حتّى قلنا لَيته سكت
Saat itu beliau bersandar kemudian beliau duduk. Beliau masih saja MENGULANG-ULANG  sabdanya sampai-sampai kami berkata bila seandainya beliau diam"
(HR. Muslim:126)

Mungkin dapat kita katakan bahwa nyontek termasuk salah satu perbuatan memberikan persaksian palsu.

Bukankah orang yang nyontek sebenarnya TIDAK BISA menjawab soal-soal ujian..?!

Bukankah nilai hasil ujian yang bagus sebetulnya TIDAK BISA  diraih seandainya ia tidak nyontek..?!

Bukankah ini berarti nilai-nilai yang ada di raport/transkip nilainya adalah nilai-nilai yang PALSU..?!

Sungguh ia telah memberikan KESAKSIAN PALSU kepada manusia yang membaca raport/transkip nilainya..!!!

Yuks adik-adik yang sedang ujian, berbuat JUJUR-lah.

Bagi Orang Tua, teruslah menasehati dan membimbing buah hati tercinta agar Barakah turun kepada keluarga...

Ketahui 'tuk dijauhi...

Wallahul musta'an...

✓Sahabat Ilmu 

✽ Mengubur Budaya Nyontek-3 ✽
(Al-Hafidz Ust Ibnu Ali, ST)

Jangan hancurkan harga dirimu..!!

Ibnu Mas’ud radhiyyallahu 'anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,

إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا
“Sesungguhnya ke-JUJUR-an adalah sebuah KEBAJIKAN, sedangkan kebajikan akan menuntun seseorang menuju SURGA.

Sesungguhnya seorang hamba bermaksud untuk jujur sampai ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.

Adapun sesungguhnya ke-DUSTA-an adalah sebuah ke-KEJI-an, sedangkan kekejian akan menuntun seseorang menuju NERAKA.

Sesungguhnya seorang hamba bermaksud untuk dusta sampai ia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR. Muslim, no 4720).

Maukah kita dicap oleh Allah sebagai seorang pendusta hanya gara-gara kita MEMBIASAKAN diri untuk selalu menyontek ketika ujian...??

Sungguh betapa buruk GELAR sebagai seorang PENDUSTA..!!

Apabila seseorang pernah tertangkap basah menyontek, mungkin orang-orang disekitarnya akan menjadi RAGU tentang kejujuran dirinya.

Gerak-geriknya menjadi selalu diawasi karena khawatir ia akan melakukan sebuah kecurangan. Orang bertipe penyontek akan selalu berusaha mencari-cari KESEMPATAN untuk berbuat CURANG demi keuntungan pribadinya.

Bila demikian, manakah pilihan kita...?

Berani Jujur Itu Hebat 

✓Sahabat Ilmu 

Mengubur Budaya Nyontek-4 selesai.
(al-Hafidzh Ust Ibnu Ali, ST)

✽Jangan Lemah..
Berusaha dan Mintalah Pertolongan Kepada Allah✽

Diantara faktor yang mendorong seseorang untuk nyontek:
☑ malas belajar
☑ belum siap menghadapi ujian
☑ ingin mendapatkan nilai yang tinggi dengan cara yang instan
☑ ketakutan yang berlebihan jika gagal ujian
☑ kurang pede dengan kemampuan diri sendiri dan lain-lain.

Seorang muslim selayaknya mengambil SEBAB yang benar dan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai HASIL yang memuaskan.

Allah Ta’ala memerintahkan dan menyemangati kaum muslimin untuk mengambil sebab dan berusaha dengan sekuat tenaga dalam menghadapi pertempuran, dalam ayat Surat al-Anfal: 60.

Selanjutnya, seorang muslim tatkala ia berusaha untuk menggapai sesuatu  yang diinginkannya hendaklah ia selalu memohon pertolongan kepada Allah agar di-MUDAH-kan urusannya serta mendapatkan ke-BERKAH-an dari Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
“Bersemangatlah dalam menggapai sesuatu yang memberimu manfaat dan mintalah pertolongan kepada Allah serta janganlah kamu merasa lemah.

Apabila sesuatu (yang tidak menyenangkan) menimpamu, janganlah kamu mengatakan ‘SEANDAINYA tadi aku berbuat demikian, niscaya (hasilnya) adalah demikian dan demikian…,

akan tetapi UCAPKANLAH
قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

"semuanya telah ditakdirkan oleh Allah, dan setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terlaksana"

Hal ini karena (kalimat) ‘seandainya’ membuka peluang syetan”
(HR Muslim: 4816)

Adapun sifat MALAS, tidak selayaknya dimiliki oleh seorang muslim. Hendaknya seorang muslim banyak membaca DO'A yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ
“Wahai Rabbku, aku berlindung kepadamu dari sifat malas.” (Shahih, HR Abu Dawud: 4409)

"Dibutuhkan lebih banyak orang jujur dari jumlah orang pintar, karena kepintaran yang tidak dilandasi kejujuran akan menghasilkan koruptor nan licik"

✓Sahabat Ilmu  22BC13B1

✽ Penjagaan Buah Hati Dari Gangguan Setan ✽

Senja menjelang malam..
Cahaya matahari pun kian meredam..
Perlahan bumi diselimuti kegelapan..
Ajaklah buah hati dalam dekapan...

Tahukah kita bahwa di saat yang demikian itu setan, makhluk yang jahat, musuh manusia, bertebaran sehingga dapat memudharatkan anak-anak tersebut dengan izin Allah Ta'ala.

Berikut bimbingan dari Rasulullah dalam perkara tersebut:

“Apabila malam telah datang (setelah matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kalian, karena setan bertebaran ketika itu.
Apabila telah berlalu sesaat dari waktu ‘Isya lepaskanlah (biarkanlah) mereka, tutuplah pintumu, dan sebutlah nama Allah (mengucapkan bismillah)…. “
(HR Al-Bukhari: 3280, Muslim: 2012)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan:

“Dalam hadits ini terdapat sejumlah kebaikan dan adab yang mengumpulkan kebaikan dunia dan akhirat. Nabi shallallahu'alaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk melakukan adab-adab ini karena dengan melakukannya berarti menempuh sebab keselamatan dari gangguan setan.

Setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup dan tidak dapat pula mengganggu anak kecil dan selainnya apabila dilakukan perkara ini (dengan menyebut nama Allah/mengucapkan bismillah)...”

(Syarah Shahih Muslim, 14/185)

✓Sahabat Ilmu  22BC13B1

✽ meraih Ampunan Allah Di Balik Memakan Makanan dan Mengenakan Pakaian ✽

Dalam keseharian, tentu diantara kita 'tak luput dari dua perkara, memakan makanan dan mengenakan pakaian.

Ternyata ada ampunan Allah di balik dua perkara di atas, apabila kita mencontoh tuntunan nan indah berikut,

Dari Anas bin Malik radhiyyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَكَلَ طَعَامًا، ثُمَّ قَالَ:
“Barangsiapa yang memakan makanan lalu mengucapkan,
" الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيهِ، مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ"،
(Segala puji hanya milik Allah Dzat yang memberi makan makanan ini dan memberikannya sebagai rejeki untukku  tanpa ada daya dan kekuatan dariku)

غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ.
niscaya dia akan diberikan ampunan dari dosa yang telah lalu dan yang akan datang”

قَالَ: وَمَنْ لَبِسَ ثَوْبًا، فَقَالَ:
Beliau juga bersabda,"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kemudian mengucapkan,

"الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَسَانِي هَذَا الثَّوْبَ وَرَزَقَنِيهِ، مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ"،
(Segala puji hanya milik Allah Dzat yang memakaikan baju ini dan memberikannya sebagai rejeki untukku tanpa ada daya dan kekuatan dariku)

غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ.
Niscaya dia akan diberikan ampunan dari dosa yang telah lalu dan yang akan datang...”

[HR Abu Daud: 4023, Syaikh al-Albani berkata,"Hadits hasan, tanpa tambahan lafal “yang akan datang” pada kedua matannya]

Yuks dihapalkan dan dilaksanakan.

Sungguh perkara ringan namun berfaidah besar.

Tak layak bila ditinggalkan...

✓Sahabat Ilmu