10 Desember 2012

KUMPULAN POSTINGAN DARI SAHABAT ILMU JILID - 5

✽ Benarkah Cinta Anda Sejati...?
(Bagian 1)

Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya...?

Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda...?

Saudaraku..
Bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa dia adalah orang tercantik dan tertampan telah luntur...

Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda..

Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda..

Mungkin anda kembali bertanya:
"Bila demikian adanya,  siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya..?

Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya...?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. (متفق عليه)

"Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat hal:
✓ karena harta kekayaannya,
✓kedudukannya,
✓kecantikannya dan
✓agamanya.

Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung"
(HR Bukhari-Muslim)

Saudaraku..!

Bila Anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda.

Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya.

Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot.

Akankah rasa cinta Anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

(Ust Dr M Arifin Badri, MA)

Sahabat Ilmu 

✽ Benarkah Cinta Anda Sejati..?
(Bag 2)

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Agar tabir asmara tidak menjadikan pandangan kabur dan tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji palsu.

Cinta yang tumbuh karena iman, amal shalih, dan akhlaq yang mulia akan senantiasa bersemi.

Tak lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, serta tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. 
"Orang-orang yang (semasa di dunia) saling MENCINTAI pada hari itu sebagiannya menjadi MUSUH bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa." (QS Az-Zukhruf: 67)

Saudaraku..!
Cintailah kekasihmu karena iman, amal shalih serta akhlaqnya, agar cintamu abadi.

Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat..?

Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat..?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman:
✓ Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya,
✓ Da mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan
✓ Dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api" (HR Bukhari-Muslim)

Yahya bin Mu'az berkata: 
"Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu"

Yang demikian itu karena cinta tumbuh bersemi karena adanya iman, amal shalih dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah.

(Ust Dr M. Arifin Badri, MA)

Sahabat Ilmu

✽Kisah Syaikh al-Utsaimin dan Polisi✽

Berikut adalah sekelumit kisah dari ulama kita, yaitu asy-Syaikh al-Utsaimin rahimahullah saat berurusan dengan polisi lalu lintas...

SELAMAT MENYIMAK...
SEMOGA BERMANFAAT....

Diceritakan dalam Muqaddimah Syarah Shahih al-Bukhari bahwa Syaikh Ibnu ‘Utsaimin suatu ketika menaiki mobil yang dibawa temannya.
Berangkat dari Unaizah menuju Buraidah untuk suatu kepeluan penting dengan sebuah lembaga sosial. Si sopir yang juga pemilik mobil membawa mobil dengan kecepatan tinggi sehingga diberhentikan oleh polisi.

Melihat Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ada di dalam mobil, polantas tersebut mengizinkan mobil yang ditumpangi Syaikh untuk terus saja. Lantas Syaikh menanyakan apa sebenarnya yang terjadi, maka ia (sang sopir) memberitahukannya.

Syaikhpun serta merta berkata,”balik lagi ke tempat tadi...!“

Lalu beliau bertanya kepada polisi tadi.

Syaikh:  ” Mengapa anda menghentikan laju mobil kami...?“

Polisi: ”Karena laju mobil melebihi batas kecepatan...“

Syaikh: ”Lantas mengapa Anda tidak menilang kami...?“

Polisi: ”Barangkali kali Anda berdua sedang terburu-buru karena masalah penting, ya Syaikh...!!”

Syaikh menolak dan bertanya berapa ongkos tilang karena melanggar peraturan, ternyata biayanya 300 real.

Syaikh: ”Ini 150 real dari saya, dan ambilah 150 real-nya lagi dari teman saya ini..!
Karena ia telah melanggar peraturan sedangkan saya tidak menasehatinya”

Demikianlah salah satu kisah dari sifat wara’nya Syaikh Muhammad Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah dan contoh nyata para ulama mengamalkan ilmu yang mereka miliki.

Bagaimana dengan kita...?

Sahabat Ilmu