1 September 2014

Kumpulan BC dari Sahabat Ilmu

Kumpulan BC dari Sahabat Ilmu

* 10 Menit Tersisa *

Apakah yang akan dilakukan dari 10 menit yang tersisa...?

Masih pegang nikmat teknologi BB ini?
Semoga sudah membaca dzikir petang ya..?!

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang memasuki waktu pagi mengucapkan

"لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ"

"Tiada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata tiada sekutu bagiNya. Hanya milikNya segala kerajaan. Hanya milikNya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu"

Maka ucapan tadi menyamai (pahala) membebaskan budak dari keturunan Ismail, akan dituliskan baginya 10 kebaikan, dihapuskan darinya 10 kejelekan, diangkat baginya 10 derajat, dan dia dalam penjagaan dari setan sampai memasuki waktu petang.

Dan bila dia mengucapkan ketika memasuki waktu petang maka mendapatkan sama sepertinya sampai pagi hari”

(Shahih, HR Abu Daud: 5077, Ibnu Majah: 3867, Ahmad: 4 / 60, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 6418)

Imam an-Nawawi berkata, "ketahuilah, bahwa dzikir pagi dan petang sangat banyak sekali..

..Barangsiapa yang tidak mampu mengamalkan seluruhnya, maka cukup yang ringkas saja sesuai dengan keinginannya walaupun hanya satu jenis dzikir" (Al Adzkaar:1/174)

10 menit tersisa bisa dimanfaatkan untuk kebaikan, kesia-siaan, atau malah keburukan -na'udzubillah-

Bermuhasabah-lah (introspeksi diri).

Bayangkan bila tersisa 10 menit jelang ajal, apakah kita akan melakukan seperti yang kita jalani sekarang...?!

---------------

* 24 Jam Sama, Kemampuan Memanfaatkan Yang Membedakan *

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu padanya: Kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari: 6412)

A. Pagi Hari.

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,

"Tidaklah satu hari yang dilalui anak Adam melainkan ia berkata: "Wahai anak Adam, aku adalah hari yang baru. Apapun yang engkau lakukan maka aku menyaksikan.

Jika aku pergi maka aku tak akan kembali.

Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan karena imbalannya akan diberikan dihadapanmu.

Tundalah sekehendakmu, namun ingatlah bahwa kesempatan itu tidak akan kembali padamu.."

(Arsyif Multaqa Ahlil Hadits: 119585, Syamilah)

B. Siang Hari.

Amir bin Abdul Qais rahimahullah berkata kepada seseorang yang mengajaknya berbincang-bincang, "Tahanlah matahari bila engkau mampu.."

*maksudnya jika waktu dapat dihentikan, baru kita berbincang.

C. Malam Hari.

Imam Bukhari tidur di atas tikarnya. Bila terlintas di benaknya sebuah masalah beliau bangun dari tidurnya. Mengambil korek api dan menyalakan lampu kemudian menulis hadits dan memberinya tanda.

Ketika beliau menaruh kepalanya untuk tidur terlintas kembali di hatinya suatu masalah. Sekali lagi beliau menyalakan lampu kemudian menulis haditsnya dan memberinya tanda.

Hal ini beliau lakukan 15-20 kali dalam semalam.

Demikian para ulama memanfaatkan waktunya. Jatah waktu mereka sama dengan kita, sehari 24 jam.

Kepandaian memanfaatkan waktu yang membedakan.

---------------

* 3 Bagian Mukmin *

Berkata Yahya bin Mu'adz rahimahullah,

ليكن حظ المؤمن منك ثلاثة:

إن لم تنفعه فلا تضره،

وإن لم تفرحه فلا تغمه،

وإن لم تمدحه فلا تذمه

(جامع العلوم والحكم 2 / 283)

"Hendaklah setiap orang mukmin  mendapat 3 bagian darimu:

Jika engkau tidak kuasa membantu maka jangan menyakitinya

Apabila engkau tak mampu membuat bahagia maka jangan menjadikan ia sedih

Jika engkau tak bisa memujinya maka jangan mencelanya

(Jami'ul Ulum wal Hikam: 2/283)


----------------

* Masa Lalu, Sekarang Dan Akan Datang *

Terdapat 3 hal yang dibenci hati:

✓ Jika berkaitan dengan masa lalu, ia akan memunculkan huzn (kesedihan).

✓ Dan jika berkaitan dengan masa sekarang, ia akan menghadirkan ghamm (keresahan).

✓ Bila berkaitan dengan masa yang akan datang, ia akan melahirkan hamm (kecemasan).

Oleh sebab itu, seorang hamba hendaknya memohon kepada Allah agar menghilangkan semua hal yang tidak disukai hati, baik yang berkaitan dengan masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang, sehingga hati menjadi jernih mudah menerima kebenaran.

Tetaplah bersemangat untuk kehidupan kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam,

» اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِذَا أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Bersemangatlah atas perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan Allah dan janganlah engkau melemah.

Jika ada sesuatu yang menimpamu, maka jangan engkau katakan: "Seandainya saya kerjakan ini niscaya akan menjadi begini dan begitu, akan tetapi katakanlah bahwa Allah yang telah menetapkannya, apa yang Dia kehendaki maka Dia perbuat"

Karena sesungguhnya (kata-kata) “seandainya” membuka peluang bagi perbuatan setan” (HR Muslim)

Sungguh nasihat yang mencakup perkara masa lalu, sekarang, dan akan datang.

---------------

* 40 Hari 40 Malam *

Ada banyak hadits yang menjadikan acuan 40 hari (atau malam) sebagai batasan.

A. Mendatangi Dukun

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ
أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi dukun kemudian dia bertanya kepadanya perihal sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam...” (HR. Muslim: 2230)

Bukan berarti malahan ia tidak perlu shalat 40 malam (hari). Tetap berkewajiban shalat namun tidak memperoleh pahala.

B. Masa Nifas.

Selepas melahirkan, seorang wanita menjalani masa nifas. Pada saat itulah ia tidak shalat dan berpuasa.

Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata,

كَانَتِ النُّفَسَاءُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَقْعُدُ بَعْدَ نِفَاسِهَا أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Dahulu di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seorang wanita menanti selesai masa nifasnya hingga 40 hari atau 40 malam...” (Shahih, HR. Abu Daud: 311, at-Tirmidzi: 139, Ibnu Majah: 648)

C. Bersih-Bersih.

Islam memperhatikan kebersihan lingkungan, tak luput pula kebersihan diri.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,

وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيم اْلأَظْفَارِ وَنَتْفِ اْلإِبْطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ، أَنْ لاَ نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Telah ditetapkan jangka waktu dalam merapikan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur rambut kemaluan, tidaklah kami biarkan melebihi 40 hari...” (HR. Muslim, Ahmad, an-Nasa'i)

Jangan dibiarkan memanjang..

Terakhir kapan...? Sudah lama khan...?!

Yuks laksanakan...

-----------------

* Empat Alam yang akan dilalui manusia *

01. Alam pertama adalah alam tatkala berada di perut sang ibu.

02. Alam kedua yaitu disaat ia berada di dunia.

03. Alam ketiga yakni ketika berada di alam barzakh.

04. Alam keempat adalah alam Surga atau Neraka, dan inilah alam terakhir.

(Tafsir surat al-Alaq, Syaikh al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala)

"Mari gunakan lelah dan letih kita guna mencapai keselamatan di alam barzakh dan menggapai surga Allah nan di damba..."

-----------------

* 4 Kalimat Singkat Penuh Manfaat *

Dzikir pagi beragam bentuknya. Ada yang panjang, ada pula yang singkat.

Bila waktu kita tak banyak dan tak sempat, tetaplah berdzikir pagi walau sesaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumah istri beliau Juwairiyyah binti al-Harits radhiyallahu 'anha.

Saat itu Juwairiyyah sedang beribadah di tempat shalatnya.

Tatkala beliau kembali, ternyata Juwairiyyah masih tetap berada di tempat shalatnya.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apakah engkau senantiasa berdiam di tempat shalatmu seperti ini...?”

“Ya...” Jawab Juwairiyyah.

Kemudian beliau bersabda,

“Sungguh aku telah membaca 4 kalimat sebanyak 3 kali selepas keluarku tadi.

Apabila ditimbang dengan apa yang engkau baca tadi, niscaya akan sebanding, yakni:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ ...

“Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak bilangan makhlukNya, dan sesuai keridaanNya, dan seberat timbangan ArsyNya, serta sebanyak kalimatNya...”

dibaca pada waktu pagi sebanyak tiga kali...

(Shahih, HR Muslim: 2726)

Kesibukan pagi hari memang menyita, namun sempatkanlah berdzikir pagi walau satu saja.

Semoga dengan memulai awal yang baik, seluruh hari kita barakah. Aamiin...

-----------------

* 4 Kalimat Yang Lebih Berat *

Ada banyak dzikir yang dapat diucapkan di pagi hari. Namun hendaknya kita tidak melewatkan dzikir berikut ini.

Ibunda Kaum Mukminin, Juwairiyah binti Harits radhiyallahu 'anha menuturkan,

Suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari rumah untuk shalat subuh, sementara Juwairiyah berada di tempat shalatnya (di rumah).

Setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali di waktu dhuha, Juwairiyah masih tetap duduk di tempat shalatnya semula.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, “Apa engkau tetap berada dalam kondisi seperti ini sejak aku tinggalkan subuh tadi...?”

Juwairiyah menjawab, “Iya.”

Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Aku telah mengucapkan 4 kalimat sebanyak tiga kali, yang bila ditimbang dengan dzikir yang engkau baca semenjak pagi tadi, tentu akan lebih berat.

سُـبْحَانَ اللهِ وَ بِـحَمْـدِهِ؛ عَدَدَ خَـلْـقِـهِ ، وَ رِضَا نَفْسِهِ ، وَ زِنَـةَ عَـرْشِـهِ ، وَ مِـدَادَ كَـلِـمَاتِـهِ (ثلاث مرات)

“Mahasuci Allah, aku memujiNya sebanyak bilangan makhlukNya, Mahasuci Allah sesuai keridhaanNya, Mahasuci Allah seberat timbangan 'arsyNya, dan Mahasuci Allah sebanyak tinta (yang menulis) kalimatNya.”
(dibaca setiap pagi 3 kali)

(Shahih, HR Muslim: 2726)

Jangan luput dibaca setiap pagi, walau kesibukan meliputi diri...

-------------------

* 7 Pertanyaan *

Ada 7 pertanyaan yang harus kita jawab kelak setelah kematian.

Bisa jadi mudah bagi kita menjawabnya. Mungkin pula, keluh lidah ini bila saat dunia tidak dihiasi dengan amal kebajikan.

Terbagi menjadi 2 bagian:

A. Tiga Pertanyaan Di Alam Kubur.

Dalam hadits al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu 'anhu yang panjang dikisahkan:

"Datanglah dua malaikat yang memerintahkan sang mayit (mukmin) untuk duduk.

Kedua Malaikat bertanya,
(مَنْ رَبُّكَ)

“Siapa Rabb (Tuhan)mu..?”
"Rabbku adalah Allah" jawabnya.

Kembali mereka bertanya,
(وَمَا دِيْنُكَ)
“Apa agamamu..?”
"Agamaku Islam" sahutnya.

Mereka bertanya lagi,
(وَمَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِيْ بُعِثَ فِيْكُم)

“Siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini...?”
“Beliau adalah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam” jawabnya.

(Shahih, HR. Ahmad, Abu Daud; Ahkamul Janaiz Syaikh al-Albani)

Nampaknya mudah kita hapal, tapi semuanya adalah jawaban spontan. Tak bisa mengada-ada.

B. Empat Pertanyaan Di Padang Mahsyar.

Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن أربع:

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam pada hari kiamat hingga ia ditanya dengan empat (dalam riwayat lain: lima) pertanyaan:

عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ؟ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ؟ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ؟ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ؟

"Tentang umurnya kemana ia habiskan, tentang masa mudanya dimana ia gunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana ia belanjakan, dan apa yang sudah dia amalkan dari ilmunya...?” (Hasan, HR. At-Tirmidzi; Shahihul Jami’: 7299)

Siapkah kita menjawab 7 pertanyaan setelah kematian...?!

Tak perlu dijawab melalui lisan sekarang, amal ibadah kita yang akan membuktikan.

-----------------

* Ada Barakah di Balik Jual Beli *

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

ﻭﺃﺣﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﺣﺮﻡ ﺍﻟﺮﺑﺎ
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah: 275)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﻟﺒﻴﻌﺎﻥ ﺑﺎﻟﺨﻴﺎﺭ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺘﻔﺮﻗﺎ، ﻓﺈﻥ ﺻﺪﻗﺎ ﻭﺑﻴﻨﺎ ﺑﻮﺭﻙ ﻟﻬﻤﺎ ﻓﻲ ﺑﻴﻌﻬﻤﺎ، ﻭﺇﻥ ﻛﺬﺑﺎ ﻭﻛﺘﻤﺎ ﻣﺤﻘﺖ ﺑﺮﻛﺔ ﺑﻴﻌﻬﻤﺎ

“Dua orang yang bertransaksi jual beli itu punya hak khiyar (memilih) selama belum berpisah.

Bila keduanya JUJUR dan menerangkan (apa adanya), maka keduanya akan diberi barakah dalam jual belinya.

Tapi bila mereka berdusta dan menyembunyikan (cacat) maka akan dihilangkan keberkahan jual beli atas keduanya”
(Shahih, HR Bukhari dan Abu Dawud)

Menjual dan membeli, dua perkara yang kita lakukan sehari-hari..
Jangan lupakan barakah Allah sungguhlah dinanti...

Agar kita tak lagi merasa harta habis entah kemana..
Padahal segala upaya telah terlaksana...

Tidak ada area abu-abu (samar) dalam berjual-beli.
Hanya ada dua pilihan,

Jujur atau Dusta..?
Barakah atau Nestapa..?

-----------------

* Pedagang Harus Berilmu dan Bertaqwa *

Dari Rifa’ah radhiyyallahu 'anhu bahwasanya ia keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Baqi’  sementara orang-orang sedang berjual beli. Maka beliau berseru,

ﻳﺎ ﻣﻌﺸﺮﺍﻟﺘﺠﺎﺭ. ﻓﺎﺳﺘﺠﺎﺑﻮﺍ ﻟﻪ ﻭﺭﻓﻌﻮﺍ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺑﺼﺎﺭﻫﻢ، ﻭﻗﺎﻝ: ﺇﻥ ﺍﻟﺘﺠﺎﺭ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﺠﺎﺭﺍ ﺇﻻ ﻣﻦ ﺍﺗﻘﻰ ﻭﺑﺮ ﻭﺻﺪﻕ

“Wahai para pedagang...!!
Maka mereka menyambut seruan beliau dan mengarahkan pandangan mereka kepadanya.

Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya  nanti di hari kiamat para pedagang akan dibangkitkan sebagai orang-orang yang jahat, kecuali mereka yang bertakwa, berbuat baik, dan jujur”
(HR Ibnu Hibban: 4910, Shahih Jami’ ash-Shaghir: 1594)

Agar terhindar dari tipu-menipu, riba, mengambil harta orang lain dengan cara batil, ketidaktahuan hukum jual-beli dan transaksi terlarang lainnya maka hendaknya para pedagang mempelajari hukum-hukum syariat terkait dengannya.

Bahkan ‘Umar radhiyallahu’anhu memperingatkan dengan perkataannya,

“Jangan ada yang bertransaksi di pasar kami kecuali orang yang telah paham agama..”

(Riwayat disampaikan oleh Imam at-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

Dengan ilmu maka akan menjadikan harta kita,

"walaupun banyak namun tetap bertabur barakah...:)"

Semoga...

-----------------

* Adab Menguap *

Hari menjelang pertengahan siang. Badan mulai terasa letih, tak lagi riang.

Malam menjelang...
Rasa kantuk pun menyerang...

A. Tahan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

"Menguap datangnya dari setan. Sebab itu, hendaklah ia menahan semampunya.

Apabila ia sampai berucap, "haaah (hoaaam)" maka setan akan mentertawakannya...” (HR. Bukhari: 6223, Muslim: 2994)

B. Tutup.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

“Apabila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah ia menahan (mulut) dengan tangannya. Karena sesungguhnya setan akan masuk...” (HR. Muslim: 2995)

Karena menguap itu dari setan, maka dianjurkan kita menutup mulut dengan tangan kiri...

----------------

* Ada Dosa Kecil Besar, Ada Dosa Besar *

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلا كَرِيمًا

“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kalian dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa kecil) dan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (surga)..." (QS. An-Nisaa': 31)

Ketika Allah melarang dalam ayat ini, dosa-dosa yang merupakan dosa besar, maka Allah menjanjikan pengguguran dosa-dosa kecil sebagai balasan dari menghindari dosa-dosa besar tersebut...

(Al-Kaba'ir Imam Adz-Dzahabi)

Definisi:

Ada banyak definisi dosa besar yang disampaikan para ulama.

Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

“Dan definisi yang paling bagus adalah ucapan Al-Qurthubi dalam Al-Mufhim,

"Setiap dosa yang dinyatakan nash Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ bahwasannya ia merupakan dosa besar (dengan ungkapan 'kabiirah كبيرة' atau ‘adzhiim عظيم)

...atau diancamkan padanya siksa yang pedih (bagi pelaku), atau dikaitkan dengan hudud, atau diingkari dengan keras, maka seluruhnya itu adalah dosa besar...”

(Fathul Bari: 12/183-184)

InsyaAllah secara bertahap akan disampaikan jenis ragam dosa besar, untuk kemudian kita jauhi.

Sebagaimana ungkapan seorang penyair:

Aku mengetahui keburukan bukan untuk melakukannya, tetapi untuk menjauhinya…

Siapa yang tidak mengetahui keburukan dari kebaikan, dia akan terjatuh ke dalamnya…

----------------

* Agar ibadah Jum'at tidak Sia-Sia *

Menunaikan beragam ibadah di hari Jum'at dapat menghapus dosa dan menaikkan derajat di Surga.

Tetapi, waspadai perkara yang membuat runtutan ibadah Jum'at menjadi sia-sia.

A. Berucap Kawan Sebelah.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ.

“Jika engkau berucap kepada kawanmu, "Diam" pada hari Jum’at dan imam sedang berkhutbah, berarti engkau telah berbuat sia-sia...” (HR al-Bukhari: 934; Muslim: 851)

Perhatikan khutbah yang disampaikan dengan seksama.

B. Memegang Apa Saja.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda saat menjelaskan tentang shalat Jum'at,

.. ﻭﻣﻦ ﻣﺲ ﺍﻟﺤﺼﻰ ﻓﻘﺪ ﻟﻐﺎ

“Dan barangsiapa yang memegang batu kerikil, maka dia telah berbuat sia-sia..” (HR. Muslim: 857)

Tidak juga memainkan kuku, peci, sarung, apalagi hp.

C. Melangkahi Jama'ah.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

وَمَنْ لَغَا وَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ كَانَتْ لَهُ ظُهْرًا.

Dan barangsiapa lalai dan melangkahi pundak orang, maka shalat Jum’atnya menjadi shalat Dzhuhur baginya...” (Hasan: HR Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah; Shahih at-Targhib: 720 Al-Albani)

Tanya: Bagaimana bila melangkahi pundak untuk menuju shaf depan yang masih kosong...?

Jawab: Tentu memang maksudnya maju ke depan mengisi shaf. Apa mungkin kita melangkah ke depan padahal shaf sudah penuh rapat..?!

Kecuali kita sebagai khatib dan imam shalatnya. Apa iya..?

-----------------

* Agar Kalian Bertakwa *

Tujuan utama berpuasa terletak di akhir ayat yang membahas tentangnya yaitu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183)

Taqwa berasal dari waqa - yaqi - wiqayatan, bermakna: memelihara dan menjaga.

'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'annhu berkata:

“Takwa adalah takut kepada Allah Al-Jalil (Yang Maha Agung), mengamalkan tanzil (Al-Qur'an), rela dengan al-Qalil (yang sedikit) dan bersiap menuju Ar-Rahil (kematian)...”

Sedangkan Thalq bin Habib Al-’Anazi bertutur:

العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ اللهِ،

Takwa yaitu mengamalkan ketaatan kepada Allah..
dengan cahaya dari Allah (dalil).. mengharap ganjaran Allah...

وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ عَذَابِ اللهِ

Dan meninggalkan maksiat kepada Allah..
Dengan cahaya dari Allah (dalil)..
Takut terhadap adzab Allah...”

(Siyar A’lamin Nubala: 8/175)

Ketakwaan itu dibalut ilmu tentangnya. Bukan "serabutan" beramal yang penting banyak.

Mengharap pahala dan takut akibat dosa dengan petunjuk Allah ta'ala.

Sudahkah kita usahakan...?!

------------------

* Agar Kita Bersyukur *

Kala melihat harta kawan dan tetangga yang melebihinya (kadangkala) seseorang merasa dunia menjadi sempit.

Padahal bila saja ia mau melihat orang yang di "bawah"nya, niscaya rasa syukur akan diucapkan.

A. Tidak Mengingkari Nikmat.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang berada diatas, karena hal tersebut lebih menjadikan kalian tidak mengabaikan nikmat-nikmat Allah atas kalian...” (HR Bukhari, Muslim)

B. Diantara Cara

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: ... وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada enam”

Lalu ada yang bertanya,“Apakah itu ya Rasulullah?”

Maka beliau menjawab (diantaranya)
“...apabila dia sakit maka jenguklah dia, dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya...” (HR. Muslim)

Menjenguk orang sakit akan melembutkan hati. Banyak orang kaya namun terhalangi makan dan beraktivitas sebab sakitnya.

Mengiringi jenazah akan mengingatkan kita bahwa dunia hanyalah jembatan menuju akhirat, bukan tujuan.

Sabda Nabi shallallahu'alaihi wasallam,

إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ

"Dahulu aku melarang kalian menziarahi kubur. Adapun sekarang, kunjungilah karena akan mengingatkan kalian kepada akhirat.." (HR. Muslim)

---------------

* Aina Nahnu Minhum *
(Dimana Diri Kita Dari Mereka)

Orang yang fakih adalah orang yang dapat menahan diri dari perkara yang diharamkan Allah.

Sedangkan 'Alim adalah orang yang takut kepada Allah.

Kemudian, dimanakah kita dari mereka semua...?

('Amir bin Syurahabil asy-Sya'bi rahimahullah)

---------------

* Akhirat Bagi Kita, Biarlah Untuk Mereka Dunia *

Tatkala melihat orang kafir bergembira, terkadang sebagian kaum Muslimin terpesona.

Demikian pula menjelang pergantian tahun.

Biarlah menjadi kesenangan..

Bagi mereka... (kaum kuffar)
Tidak bagi kita... (muslimin)

Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
"الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ

"Dunia merupakan penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang kafir..." (HR. Muslim: 2956)

Karena surga diliputi kepedihan dan kepayahan sedangkan neraka dikelilingi kesenangan dan hawa nafsu.

Namun jangan tertipu.

Sebab kelak mereka yang gemar berbuat dosa memohon dikembalikan ke dunia.

Allah Ta'ala berfirman,

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata),

رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

"Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin" (QS as-Sajdah: 12)

Penyesalan tiada guna.

Akhirat bagi kita, biarlah untuk mereka kesenangan dunia. Itu pun bila mereka dapatkan...

---------------

* Akhir Kehidupan *

Tiada seorang pun yang mengetahui akhir perjalanan hidupnya kelak.

Akhir yang baik (husnul khatimah) ataukah akhir nan buruk (su'ul khatimah)...?

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيْمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَيَعْمَلُ فِيْمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِخَوَاتِيْمِهَا.

"Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal dengan amalan ahli Surga menurut apa yang tampak di hadapan manusia, (namun) sebenarnya dia adalah penghuni Neraka.

Ada pula seorang hamba beramal dengan amalan ahli Neraka menurut apa yang tampak di hadapan manusia, (namun) sebenarnya dia adalah penghuni Surga.

Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada akhirnya" (HR Bukhari:6493, Muslim:112)

A. Kisah Husnul Khatimah.

Siapa yang tidak mengenal Fudhail bin Iyadh...?

Dahulunya beliau adalah pembegal yang hampir setiap malam mendatangi rumah-rumah untuk dirampok. Hingga suatu malam tatkala melancarkan aksinya, ia memanjat dinding untuk menemui gadis impian. Pada saat yang bersamaan tiba-tiba dia mendengar suara lantunan Al Qur’an sedang dibacakan hingga ketika sampai pada ayat:

“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah...” (QS. Al-Hadid: 16)

Air matanya pun berlinang, hingga akhirnya dia pun bertaubat dan menjadi ulama besar.
(Siyar A’lam An-Nubala’ adz-Dzahabi)

B. Kisah Su'ul Khatimah.

Seorang muadzin di Mesir. Wajahnya berwibawa dan penuh cahaya ibadah. Suatu hari dia naik ke menara untuk adzan. Di bawah menara ada rumah seorang Nashrani, dia melongok ke dalam rumah. Dilihatnya anak perempuan pemilik rumah dan akhirnya tergoda. Lalu dia tinggalkan adzan dan turun menemuinya.

Sang muadzin berhasrat dengan anak perempuan itu.

...Dan akhirnya lelaki itu masuk Nashrani dan tinggal bersama mereka.

-kedua kisah di atas disampaikan dengan ringkas-

---------------

* Akhir Ramadhan *

Tak terasa, bulan nan penuh kemuliaan itu 'kan berakhir.
Apakah hakikat berpuasa, yaitu ketakwaan mampu kita raih...?

Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Takwa ialah perasaan takut kepada Allah, beramal dengan apa yang datang dari Allah dan RasulNya, ridha dengan segala yang ada serta mempersiapkan diri menghadapi hari akhir...”

Mari manfaatkan saat-saat terakhir kita di Bulan pengampunan dosa, dikabulkan doa, ganjaran amal dilipatgandakan, dan beragam keutamaan lainnya..

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَإِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِخَوَاتِيْمِهَا

"Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada akhirnya.."
(HR. Bukhari:6493, Muslim:112)

Ma'la bin Al-Fadhl rahimahullah bertutur,

"Generasi terbaik umat ini memanjatkan doa kepada Allah sejak enam bulan SEBELUMnya untuk berjumpa dengan Ramadhan dan selama enam bulan BERIKUTnya agar ibadah puasa mereka diterima oleh Allah...”

Yahya bin Abi Katsir rahimahullah bersaksi bahwa diantara doa mereka adalah,

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِيْ رَمَضَانَ وَتُسَلِّمْهُ مِنِّيْ مُتَقَبَّلاً

"Yaa Allah antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan..."
(Lathaif Al-Ma'arif oleh Ibnu Rajab: 376 tahqiq As-Salus tanpa sanad)

Kala kesedihan menyeruak di saat-saat akan berpisah dengan bulan tercinta...

-------------

* Aku Ingin Kalian Merasakan Nikmat Yang Kurasakan *

Merasakan nikmatnya mengenal Islam yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, merupakan kebahagian tersendiri.

Tidakkah kita menginginkan orang-orang tercinta disekitar pun turut merasakan nikmat tersebut..?

A. Seperti Diri Sendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يُؤْ مِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبُّ لأَِخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri..”
(HR al-Bukhari: 13 dan Muslim: 45)

B. Lebih Utama Keluarga Dan Kerabat.

“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, tatkala turun ayat:
(وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ)

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat" (QS. Asy-Syu’ara: 214)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di bukit Shafa dan bersabda,

"Wahai Fathimah bintu Muhammad, wahai Shafiyyah Bintu Abdul Muthallib, wahai keturunan Abdul Muthallib, aku tidak memliki untuk kalian dari Allah sedikitpun. Mintalah kepadaku dari hartaku sekehendak kalian” (HR. Muslim)

Pertama kali yang beliau seru adalah keluarga terdekat.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bila hendak shalat witir, membangunkan Aisyah radhiyallahu 'anha" (HR Muslim)

Tak luput pula, putri dan menantu beliau mendapatkan perhatian.

Suatu malam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Ali dan Fathimah radhiyallahu 'anhuma. Beliau berkata, “Tidakkah kalian berdua mengerjakan shalat malam...?” (HR. al-Bukhari, Muslim)

Memang hidayah di tangan Allah semata, namun sudahkah kita berusaha maksimal menyampaikan nikmat ilmu yang telah didapat kepada keluarga tercinta...?

Bukankah akan lebih indah apabila menjalani bersama kehidupan dunia dalam naungan ridhaNya...?

Jangan sampai sibuk menyampaikan dakwah kepada orang lain, namun luput memberikan bagian besarnya tuk sanak dan keluarga.

------------

* Aku Sedang Berpuasa *

Terkadang saat kita sedang berpuasa, masih saja didapati orang lain mengganggu.

Baik dengan ucapan maupun perbuatan...

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ

“Puasa adalah tameng. Maka janganlah ia berkata kotor dan berbuat bodoh.

وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ, إِنِّي صَائِمٌ (مَرَّتَيْنِ)

Apabila seseorang memerangi atau mencelanya, maka berucaplah:

"aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa..." (dua kali)

(HR al-Bukhari: 1904, Muslim: 2697)

Maka bila didapati seseorang mengganggu dan mengusik emosi, cukup kita katakan:

إِنِّي صَائِمٌ, إِنِّي صَائِمٌ

"aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa..."

Tidak berarti riya' namun agar orang itu mengetahui dan semoga tersadarkan dari kesalahan.

Demikianlah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat kita diganggu.

Tentu petunjuk Nabi adalah yang terbaik.

Bukan mengelus dada sembari berkata:

"Aku rapopo..."

----------------

* Aku Tak Dapat Tidur Sebelum... *

Dalam berumah tangga, ada saja konflik yang mengiringi.

Harus ada yang mengalah walau bukan kalah.

Meminta maaf, walau mungkin bukan yang salah.

Menasihati tanpa membuat sakit hati.

A. Sebab Bengkok.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengingatkan,

اِسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ مَا فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ،

“Berilah nasihat kepada para wanita (isteri) dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk lelaki yang bengkok.

Dan bagian yang paling bengkok terdapat pada tulang rusuk yang paling atas.

فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ

Apabila berkeinginan meluruskannya (dengan paksa), maka kalian akan mematahkannya.

Adapun jika hendak membiarkannya, maka ia akan tetap bengkok.

فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

Maka berilah nasihat kepada istri dengan cara yang baik....”

(HR. al-Bukhari: 5186, Muslim: 1468).

B. Ku Pinta Maaf.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

“Maukah aku kabarkan kepada kalian, wanita-wanita penghuni surga...?

اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ:

(Mereka adalah) istri yang penuh kasih sayang lagi banyak anak serta senantiasa kembali kepada suaminya.

(yang) apabila suami marah, ia pun mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suami seraya berkata,

لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى

“Aku tak 'kan dapat tidur sebelum engkau ridha...” (HR. An-Nasai, Silsilah ash-Shahihah: 287 Al-Albani)

Perkataan yang menenangkan diri...

Kalau sudah begini, siapa pula yang sanggup berpaling darimu wahai penyejuk hati...

Aaah, indahnya...
Semoga bukan sekedar impian jelang tidur...

--------------

* Alihkan Pandangan *

Seringkali di berbagai media sosial, FB, Twitter, dan BB kita menjumpai gambar lain jenis terpasang.

Lantas apa yang diperbuat...?

A. Alihkan Pandangan.

Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata,

سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ عَنْ نَظْرَةِ الْفَجَاءَةِ, فَأَمَرَنِيْ أَنْ أَِصْرِفَ بَصَرِيْ

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang tiba-tiba (tidak sengaja), maka beliau memerintahkan aku untuk memalingkan pandangan...” (HR Muslim: 45)

B. Pertama Tak Mengapa, Tidak 'Tuk Selanjutnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Ali radhiyallahu 'anhu,

يَا عَلِيّ ُ! لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ, فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأَخِيْرَةُ  

“Wahai Ali janganlah engkau mengikuti pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir...” (HR at-Tirmidzi: 2777, Abu daud: 2149, Shahih Abu Daud lil Albani)

Maka...

Apabila tak sengaja kita melihat picture dari lain jenis, bersegeralah palingkan bukan malah disimak dan disimpan.

Demikian pula berhati-hati memasang picture profile.

Bisa jadi yang kita pasang menjadi pesan dakwah yang 'tak bersuara.
Atau petaka fitnah yang menyebar kemana-mana...

--------------

* Kesempatan Di Hari Ini *

Kita tak pernah mengetahui bilakah maut kan datang menghampiri...?

Persiapkan amal shalih dan taubat yang sebenarnya sejak saat ini tanpa menunda lagi.

Allah ta'ala berfirman,

ﻭﻟﻜﻞ ﺃﻣﺔ ﺃﺟﻞ ﻓﺈﺫﺍ ﺟﺎﺀ ﺃﺟﻠﻬﻢ ﻟﺎ ﻳﺴﺘﺄﺧﺮﻭﻥ ﺳﺎﻋﺔ ﻭﻟﺎ ﻳﺴﺘﻘﺪﻣﻮﻥ

“ Dan tiap-tiap umat mempunyai batas ajal. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan dapat mengundurkannya sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya” (QS. Al-A’raf: 34)

Kematian bukanlah milik orang lanjut usia...

Datangnya ajal tidaklah harus ditandai dengan sakit semata...

Petiklah pelajaran dari kisah berikut,

Seorang komandan tinggi di jajaran Angkatan Bersenjata, ia tak pernah mengeluhkan suatu penyakit apapun, tubuhnya padat berisi, otot-ototnya kekar, lincah dan gesit dalam melakukan tugas-tugas di teritorial-nya.

Seperti biasa, pada suatu malam, ia pergi tidur. Di pagi hari, sang ibu membangunkannya. Tak ada jawaban.
Apa yang terjadi..?

Ternyata tubuhnya sudah dingin dan terbujur kaku. Ia menemui ajalnya dalam keadaan tidur.

(Saudariku Apa Yang Menghalangimu untuk Berhijab, hal. 38, Syaikh Abdul Hamid al-Bilaly)

Sebab itu wahai sahabat...

Bersyukurlah hari ini engkau masih diberi kesempatan memperbaiki diri..

Bangun dari tidur dalam keadaan berseri..

Merasakan berbagai nikmat sebelum ajal mendekat...

Yuks "warnai" hari ini dengan berbagai kebajikan.

Kami berharap, engkau telah merengkuh al-Qur'an sebelum membaca risalah singkat yang -semoga- bermanfaat.

--------------

* Dalam Naungan Kitabullah Al- Qur'an *

Bacalah Al-Qur'an...
Pelajari dan ajarkan bacaan al-Qur'an kepada anak, adik, saudara, kerabat bahkan tetangga kita.

A. Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-Qur'an

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,

ﺧﻴﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﻋﻠﻤﻪ

“Sebaik-baik kalian adalah seseorang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya”
(HR. Bukhari: 4639)

Setidaknya kita dapat saling menyimak bacaan Al-Qur'an dari anggota keluarga selepas shalat maghrib, atau di saat-saat kumpul bersama. Walau hanya sejenak.

Semoga menambah kehangatan keluarga.

B. Apabila Masih Terbata-bata

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﺍﻟﻤﺎﻫﺮ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﺴﻔﺮﺓ ﺍﻟﻜﺮﺍﻡ ﺍﻟﺒﺮﺭﺓ ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻳﻘﺮﺃ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
ﻭﻳﺘﺘﻌﺘﻊ ﻓﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻴﻪ ﺷﺎﻕ ﻟﻪ ﺃﺟﺮﺍﻥ

“Orang yang pandai membaca Al-Qur'an akan bersama para Malaikat utusan yang mulia lagi berbakti.
Dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan kesulitan dalam membacanya, maka baginya dua pahala”. (HR Muslim no: 244)

Al-Mulla 'Ali al-Qari menjelaskan bahwa dua pahala yang didapatkan oleh orang yang membaca al-Qur'an dengan terbata-bata yaitu, pahala atas bacaan itu sendiri dan pahala sebab jerih payahnya dalam melantunkan bacaan tersebut.
Dengan kata lain, motivasi ini merupakan penguat anjuran agar seseorang tetap membaca al-Qur'an (Mirqaatul Mafaatih: 4/618)

--------------

* Amanah *

Seringkali kita mendapat amanah. Ada berbagai ragam bentuknya.

Bisa berupa jabatan, barang titipan, maupun jenis lainnya.

A. Tunaikan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

"Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…" (QS. an-Nisa': 58)

Perintah ini menunjukkan wajib.

B. Bila Ada Yang Khianat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَدِّ الأَمَانَـةَ إِلَى مَنِ ائْـتَمَنَكَ، وَلاَ تَـخُنْ مَنْ خَانَكَ .

“Tunaikan amanah kepada orang yang engkau dipercaya (untuk menyampaikannya) dan jangan khianati orang yang mengkhianatimu"

(HR Abu Dawud: 3535, at-Tirmidzi: 1264, Shahih al-Jami’: 240, Silsilah ash-Shahihah: 423)

Perbuatan baik harus dibalas dengan kebaikan...

Adapun sifat buruk jangan diikuti dan dilakukan...